Jangan Abaikan Anak yang Terlalu Malu untuk Menyapa Temannya

26 Juli 2022 17:05 WIB
Anak Perempuan yang Malu
Anak Perempuan yang Malu ( Freepik)

Penulis: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

Sonora.id - Saat berada di usia tumbuh kembang,  anak sering kali sibuk mengeksplorasi banyak hal. Termasuk salah satunya adalah aktif secara sosial dengan mendapatkan banyak teman.

Akan tetapi, orangtua pasti pernah menemukan masalah ketika anak terlalu malu untuk menyapa orang lain. Hal ini sebenarnya wajar jika anak memiliki sifat yang pemalu.

Butuh waktu lebih lama agar mereka mau berbaur dengan teman-teman seusianya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah jika anak tak kunjung mau bergabung, hal ini patut diwaspadai.

Kesenangan mendapatkan teman baru turut dirasakan Kris dan Tita dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua episode "Dongeng Lubang di Pasir Pantai". Melalui dongeng ini kita dapat mengetahui cara anak mulai berani bergaul satu sama lain.

 Baca Juga: Pemerhati Anak: 'Badut Anak Jalanan Harus Dihentikan'

Jangan remehkan kebutuhan anak dalam bersosialisasi. Untuk itu, orangtua perlu membimbingnya agar mereka membiasakan diri berada di tengah masyarakat. Dengan bersosialisasi, anak akan mendapatkan banyak sudut pandang baru, belajar empati, hingga melatih caranya berpikir.

Bantu Anak untuk Berinteraksi dengan Nyaman

Dilansir dari Scholastic, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk membuat anak berani menyapa temannya dengan nyaman tanpa dipaksa.

  1. Beri dia waktu

Saat perkenalan pertama kali, anak yang pemalu biasanya tidak akan langsung menjawab ketika disapa. Sebagai orangtua, sering kali khawatir anak menjadi lebih takut atau orang yang menyapa akan lama menunggu.

Tetapi jangan pernah katakan kepada orang-orang tersebut bahwa anak pemalu. Hal tersebut bisa membuat  anak menginterpretasikan rasa malu sebagai ketidakberdayaan. Beberapa anak hanya perlu meluangkan waktu mencari respons yang tepat, bahkan jika mereka hanya tidak dapat mengingat nama mereka sendiri.

  1. Ingatkan Pencapaian Anak Sebelumnya

Jika pernah berhasil berinteraksi dan berkenalan dengan teman seusianya, ingatkan anak tentang pencapaian tersebut. Beri tahu jika dahulu mereka bisa, sekarang pun pasti bisa. 

Orangtua boleh juga mengingatkan anak kembali betapa senangnya ia saat dahulu berani berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa meningkatkan kepercayaan dirinya untuk menangani situasi yang mengintimidasi.

  1. Libatkan keluarga

Untuk melatihnya, dorong anak untuk membuat percakapan dengan bibi atau keluarga lainnya. Ingatkan dia tentang detail dari keluarga tersebut untuk membantunya berpikir. Misalnya, "Kakak Rio dulu sekolah TK-nya sama kayak kamu, loh. Dia juga punya kucing yang lucu di rumah."

Dengan begitu anak akan memahami sedikit informasi dari orang yang ia temui. Hal itu bisa membuat anak tidak terlalu merasa sepupunya itu adalah orang asing.

  1. Bantu anak memikirkan apa yang bisa dibicarakan

Hal ini dapat dilakukan dengan cara  meminta anak untuk menyapa dan menyebutkan namanya setiap kali anak bertemu orang baru. 

Selain itu, orangtua juga dapat meminta anak untuk melakukan tugas, seperti membeli sesuatu ke warung dan mengucapkan terima kasih. Hal ini bisa membantu anak menambah kepercayaan dirinya. Oleh karenanya, anak akan percaya bahwa ia mampu.

  1. Biarkan anak melihat cara Anda bersosialisasi

Saat bersama anak, coba bicaralah dengan orang yang ditemui di tempat umum. Dengan melihat orangtuanya berani berinteraksi, anak akan belajar bahwa bersikap ramah adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. 

Setelah itu, coba komentari percakapan tersebut seperti, "Lucu dan ramah ya ibu penjual es krimnya? Kapan-kapan kalau kita ke sini lagi, kita beli lagi, yuk."

Baca Juga: Peringati Hari Nak Nasional, Wagub DKI Riza Patria: Anak-anak Penting Untuk Diperhatikan

Bisa Jadi Orangtua yang Membuat Anak Terus Malu?

Kepada Fatherly, Dr. Heidi Kasevich, Direktur Pendidikan  Organisasi Introvert Quiet Revolution, mengatakan bahwa ketika orangtua khawatir dengan cara anak bersosialisasi, mereka cenderung mulai mengajukan pertanyaan. 

Mereka sering kali justru memicu rasa malu pada anak. Hal ini ia anggap tidak menyelesaikan masalah anak, tapi malah memperburuknya.

Jika orangtua mengajukan pertanyaan yang salah, anak akan berpikir, “Ada apa dengan aku? Kenapa aku tak bisa langsung menyesuaikan diri, seperti orang lain dan apa yang diharapkan semua orang?” Asumsi anak ini hanya akan membawa mereka semakin jauh dari rasa berani.

Kasevich mengatakan bahwa orangtua dapat membantu meredakan kecemasan dengan memberikan pemahaman dan persiapan yang cukup sederhana.

Kita bisa memberitahu anak kalau bersosialisasi sangat bermanfaat hingga mereka dewasa. Kita juga bisa menyemangati anak dan selalu berada di sisinya meskipun ia masih belum berani menyapa orang lain. 

Simak cerita terkait interaksi anak dan temannya dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua episode "Dongeng Lubang di Pasir Pantai" hanya di Spotify. Tak hanya itu, ada banyak pula cerita dongeng yang disuguhkan, mulai dari fabel, legenda, hingga cerita kehidupan yang bisa didengarkan bersama anak.

Tunggu apalagi? Yuk, segera ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbaru!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm