Virtual Reality Besutan Anak Vokasi Permudah Siswa Temukan Minat dan Pengalaman Kerja

29 Juli 2022 19:55 WIB
Virtual Reality Besutan Anak Vokasi Permudah Siswa Temukan Minat dan Pengalaman Kerja
Virtual Reality Besutan Anak Vokasi Permudah Siswa Temukan Minat dan Pengalaman Kerja ( BKHM Kemendikbudristek)

Surabaya, Sonora.ID - Hadirnya teknologi virtual reality (VR) tak dimungkiri kian mempermudah aktivitas masyarakat.

Teknologi ini memungkinkan orang memasuki dunia virtual dengan bantuan perangkat lunak atau aplikasi yang tersambung dengan sebuah perangkat berupa kaca mata virtual (VR box) yang menutup mata, sehingga yang memakainya dibawa ke dalam dunia virtual yang berisi kumpulan obyek-obyek virtual.

Momen ini pun tak luput dimanfaatkan oleh pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan sumber daya manusia unggul dan kompeten melalui proses pembelajaran berbasis proyek.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan, kementerian mendorong kolaborasi dari satuan pendidikan ini untuk menciptakan kesempatan lebih luas bagi siswa vokasi terjun ke dunia kerja.

"Jadi Vokasiland ini bukan akhir, justru ini adalah permulaan untuk inovasi-inovasi yang lebih berkembang ke depan. Harapannya, akan tumbuh teknologi dan inovasi yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat," katanya saat membuka Mahakarya Vokasi, “Vokasiland: Road to Hakteknas 2022”, di Surabaya, Jawa Timur (28/7).

Baca Juga: Gelar Vokasi 2022: Wahana Mendorong Kolaborasi SMK dengan DUDI

Menggandeng Pijar Foundation, SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah, membesut sebuah alat VR untuk memudahkan peserta didik menemukan minat ataupun memudahkan dirinya mempelajari kondisi pekerjaan di lapangan tanpa harus terjun secara langsung.

“Awal mulanya kami mengerjakan proyek ini adalah karena adanya keresahan bagaimana agar siswa/siswi SMK dapat diterima bekerja di industri. Permasalahannya, inisiatif atau soft skill kurang. Mereka agak kagok ketika langsung praktik di industri, mungkin takut akan kesalahan,” jelas Creative Director RUS Animation, Ivan Nadi, saat gelar wicara bertajuk “VR Cloud Lab” pada ajang kolaborasi Mahakarya Vokasi, “Vokasiland : Road to Hakteknas 2022” tersebut.

Misalnya di jurusan animasi, tutur Ivan, banyak divisi di jurusan tersebut yang membutuhkan penguasaan bidang ilmu berbeda. Di samping bagaimana produk ini juga dapat menyampaikan informasi secepat mungkin.

“Kita juga mau agar yang berada di wilayah pelosok turut mendapatkan informasi yang terkini,” jelasnya.

Senada dengan Ivan, CTO Pijar Foundation, Ahmad Ataka, menambahkan, salah satu penyebab kesulitan tersebut adalah peserta didik yang belum dapat membayangkan bidang ilmu yang akan ditempuh atau akan fokus di mana. Maka dari itu, menurut Ahmad, siswa perlu diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang opsi di masa depan.

 “Di sisi akses, kami fokus bersama-sama maju, berani bermimpi, hingga mendapatkan pilihan karier yang cocok,” ungkapnya.

Ahmad menjelaskan, pemanfaatan VR dibutuhkan untuk mendapatkan tampilan dan rasa hingga siswa serasa melakukan sendiri di lapangan.

“Jadi, mereka dapat melihat langsung dunia baru. Peran VR ini amat krusial karena mendapatkan pengalaman yang berbeda,” kata Ahmad.

Ahmad berharap, produk teknologi VR ini dapat memberikan manfaat bagi para siswa di masa depan.

“Misalnya di kelas 10 mereka dapat diperkenalkan dengan berbagai bidang ilmu yang ingin ditempuh,” ujarnya.

Hadirnya teknologi ini sejatinya juga tak lepas dari kolaborasi. Pihak SMK RUS menyediakan konten, lalu diolah oleh Pijar Foundation.

Baca Juga: Komplek Pemakaman Ki Ageng Pengging Dihibahkan kepada Pemkot Surabaya

“Teknisnya kami kolaborasi dengan menyediakan konten. Namun, konten harus ada analisis terlebih dahulu hingga butuh kerja sama dengan yang lainnya. Hasil ini mempermudah proses pembelajaran. Hingga nantinya, bisa terbayang juga bagaimana bekerja di industri. Kami membuat contoh dengan memperlihatkan suasana dan produk,” terang Ivan.

Ivan menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu menyusun susunan cerita (storyline) layaknya sebuah film agar menarik. Adapun jumlah anggota tim yang terlibat sekitar 10-15 siswa SMK.

“Lalu masukkan penjelasan hingga penutup berupa survei. Misalnya ketika mengambil jurusan animasi, cocoknya di mana,” jelasnya.

Lantas, bagaimana cara penggunaannya? Ahmad menjelaskan, caranya sangat mudah karena cukup mengunduh aplikasi yang tersedia di telepon pintar.

“Lalu smartphone diletakkan bersama dengan perangkat yang akan membawa mereka ke dunia animasi,” ujarnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm