Dalam cobaan dan kesulitan hidup, Tuhan justru menunjukkan kasih sayang dan rahmatNya.
Cobaan dan kesulitan yang berat seringkali justru menjadi alasan dekatnya kita kepadaNya, sehingga wajar bila Dia memberi kita pelbagai masalah yang sejatinya bertujuan untuk membuat kita bersimpuh dan memohon pertolongan semata-mata hanya kepadaNya.
Selain itu, kita juga harus mengingat janji Tuhan dalam sebuah ayat di Al-Quran, di mana "bersama dengan kesulitan, ada kemudahan".
Lewat ayat tersebut, kita harus yakin bahwa Tuhan telah menyiapkan jalan keluar dan kemudahan bersamaan dengan kesulitan dan masalah yang kita hadapi.
Hal semacam ini juga dikatakan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah ceramah.
Menurut UAH, tingkat cobaan dan kesulitan yang diberikan Tuhan kepada seseorang selalu sejalan dengan kemampuan orang tersebut menghadapi masalah.
Orang yang diberi masalah yang amat berat dan bertubi-tubi, misalnya, lantas menandakan bahwa orang itu memang memiliki mental yang kuat.
Dalam penjelasan yang lebih mudah, Tuhan memberi kita cobaan dan ujian karena Dia tahu bahwa kita akan mampu melewati segala ujian tersebut.
"Jadi kalau kita sedang punya ujian, entah di rumah kah, pekerjaan kah, kehidupan sosial kah. Sebesar apapun ujian itu kata Allah, memang karena Anda yang sanggup. Kalau nggak sanggup ngga akan diuji," kata UAH.
Bahkan, menurut UAH, kadangkala ada beberapa orang yang menghadapi cobaan amat berat yang tak kunjung selesai, sehingga orang tersebut sampai berandai-andai dan merengek kapan cobaan tersebut bakal diangkat.
Terhadap orang yang semacam ini, UAH justru memberi kabar gembira.
"Saya ucapkan selamat kepada Anda," kata UAH. Sebab, orang-orang yang mendapat cobaan berat semacam itu, menurut UAH, hanyalah orang-orang yang memang dicintaiNya dan hendak diangkat ke derajat yang amat tinggi olehNya.