"Saya bisa bermain catur dari almarhum ayah. Jadi, ayah saya yang paling berjasa, selain tentunya dari para pelatih, teman-teman, keluarga dan NPC Indonesia yang telah memberikan kendaraan kepada saya, hingga bisa sampai tingkat internasional," jelas Tita.
Sebelum melakoni kelas individual standard chess B1 ini, Tita sedikit merasakan beban.
Dengan target Indonesia meraih juara umum ASEAN Paragames 2022, cabang olahraga Paracatur diharapkan bisa menjadi salah satu ladang penyumbang medali emas.
Namun, ada pula keuntungan yang bisa ia rasakan setelah bertanding di negara sendiri. Tita yang sempat menduduki peringkat sebelas pada kejuaraan di Prancis, bulan lalu, bisa bertanding dengan konsentrasi penuh.
"Saat single event, try out ke Prancis, pengalamannya ada jetlag, penyesuaian makanan dan suhu, Jadi memang sedikit besar pengaruh sama fisik. Di sini sudah tidak perlu penyesuaian lagi. Itu yang membuat motivasi saya semakin bangkit," papar Tita.
Setelah ini, Tita masih punya peluang untuk menambah raihan medali emas, lewat kategori rapid chess dan blitz chess. Dua kategori ini juga akan digelar dalam enam babak. Rapid chess digelar pada 3-4 Agustus 2022, sedangkan blitz chess pada 5 Agustus 2022 mendatang.
Baca Juga: Meski Cedera Paha, Rica Oktavia Rebut Emas Lompat Jauh F20 Asean Paragames XI