Sonora.ID - Ketika berinteraksi dengan atasan, tak jarang banyak karyawan masih takut salah hingga tak berani untuk menghadapi atasannya. Ketakutan bisa muncul karena memang sifat atasan yang menyebalkan, atau justru datang dari diri sendiri.
Kita harus bisa mengatasi rasa ketakutan itu, sebab jika dibiarkan terlalu lama akan menghambat proses komunikasi dan alur kerja kita di kantor. Butuh kesabaran ekstra dan tekad yang kuat untuk menghadapinya dengan baik.
Tak hanya melunturkan tanggung jawab yang diemban, bekerja dengan baik juga bisa meningkatkan skill dan hubungan baik dengan atasan. Vicario Reinaldo akan menceritakan bagaimana membangun hubungan kerja yang lebih baik, lewat siniar Obsesif bertajuk “Membangun Relasi dengan Atasan”
Mengenal dan memahami sifat atasan berarti kita juga harus memahami diri sendiri. Kita perlu menghargai tujuan dan tekanan atasan, berikut kekuatan dan kelemahannya. Pahami tujuan dan gaya bekerjanya.
Harvard Business Review mengatakan, kenalilah atasan mulai dari hal kecil. Contohnya, apakah atasan kita suka mendapatkan informasi melalui memo, rapat formal, atau telepon? Apakah ia berkembang saat adanya konflik atau mencoba meminimalisasinya?
“Minimal kita perlu menghargai tujuan dan tekanan atasan. Tanpa informasi ini, kita akan kebingungan dan masalah tidak dapat dihindari,” tulis John J. Gabarro dan John P. Kotter.
Peran komunikasi merupakan salah satu peran penting dalam mendukung suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Komunikasi yang baik akan membangun hubungan baik antarpekerjanya.
Komunikasi yang terjalin antar atasan dengan bawahan merupakan contoh dari komunikasi interpersonal yang terjadi dalam lingkup pekerjaan. Kevin Hogan mengatakan bahwa komunikasi interpersonal sangatlah penting karena dengan menggunakan komunikasi tersebut. Kita dapat menemukan tujuan dan kebahagiaan di alam semesta yang berupa ide-ide.
Baca Juga: Berikut Ini Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah Sebelum Idul Adha 2022
Melansir Career Addict, berikut tips menjalin komunikasi efektif dengan atasan.
Nyatakan dengan jelas apa yang dibutuhkan
Atasan kita pasti memiliki kesibukan tersendiri sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk sekadar duduk dan mendengarkan kita. Memberikan informasi yang tidak relevan hanya akan membuang waktu, sehingga kita tidak bisa mendapat respon positif dari atasan.
Perhatikan cara komunikasi atasan
Preferensi komunikasi setiap orang berbeda, beberapa atasan tetap membuka pintu dan tidak keberatan diganggu untuk mengobrol sebentar. Beberapa yang lain, lebih suka jika didahului dengan janji yang sudah diatur sebelumnya.
Pemilihan waktu juga harus dicermati. Pilihlah waktu di mana atasan kita sedang tidak dalam kondisi stres. Hal ini akan memberikan kita indikasi yang baik tentang waktu terbaik untuk berbicara dengan atasan.
Tunjukkan Nilai
Kita dipekerjakan karena suatu alasan; kualifikasi, pengalaman, atau kepribadian. Jadi jangan takut untuk menambah nilai bagi perusahaan. Kita sendiri yang tahu apa yang kita bicarakan, maka jangan malu untuk menyuarakan pendapat.
Chief Executive What’s For Work, Teri Hockett mengatakan jika atasan ingin karyawannya tidak hanya setuju dengan mereka, tetapi juga bersedia untuk berbicara tentang realitas dan tantangan dalam bisnis yang perlu ditangani.
Baca Juga: Anggap Karyawan Seperti Bestie, Nagita Slavina Transfer Bonus Jutaan Rupiah Secara Cuma-Cuma!
Jadilah orang yang berbicara dengan fakta, keyakinan, dan saran yang masuk akal. Hal tersebut akan membuahkan hasil dan tentunya dapat membangun kepercayaan bos pada kita.
“Managing up penting karena bukan atasan aja yang sebenarnya bisa mengatur pekerjaan kita, tapi penting itu yang bikin pekerjaan kita jadi jauh lebih muda. Terus perlu dibangun antara atasan dan bawahan,” ujar Vicario Reinaldo dalam siniar Obsesif.
Dengarkan siniar OBSESIF musim keenam yang fokus membahas topik pengembangan diri, soft skills, dan persiapan karier buat kalian para lulusan baru dan first jobbers. Ikuti siniarnya agar tak ketinggalan informasi menarik lainnya!