Lantas, bagaimana cara untuk mengurangi kebiasaan sebagai people pleaser ini? Berikut adalah lima kiatnya dilansir dari laman Psychology Today.
Baca Juga: Kupas Tuntas Persiapan Dunia Kerja di Podcast Obsesif, Yuk!!
Memprioritaskan Kebutuhan Pribadi di Atas Rasa Ingin Membantu Orang Lain
Seorang people pleaser harus ingat bahwa ia perlu memprioritaskan kebutuhan pribadi. Ini mungkin berlawanan dengan intuisi mereka yang sangat empatik akan kesulitan orang lain, tetapi perasaan ini harus dilawan.
People pleaser harus tegas terhadap batasan-batasan yang seringkali memungkinkan seseorang untuk memanfaatkannya dalam banyak hal. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanya seberapa besar urgensi orang tersebut sampai membutuhkan bantuan, hingga melihat pada pekerjaan sendiri apakah telah rampung seluruhnya atau belum.
Jika masih sulit untuk menentukan prioritas, buatlah catatan mengenai apa saja kewajiban yang harus diselesaikan diri sendiri. Selanjutnya, jika melihat intensitas pekerjaan diri sendiri masih sangat padat, cobalah untuk menolak dengan perkataan yang sederhana.
Penjelasan yang panjang dan berbelit-belit hanya akan memungkinkan orang lain untuk melawan dan kembali memanipulasi. Dalam hal ini, jika bertemu langsung, cobalah untuk menggunakan intonasi yang hangat namun tetap sopan dan diplomatis.
Terakhir yang dapat dilakukan latih diri untuk menolak permintaan orang lain. Rencanakan dan praktekkanlah apa yang ingin disampaikan. Latihan ini dibutuhkan agar kita nyaman dan terbiasa dengan cara menolak tersebut tanpa harus merasa takut menyakiti lawan bicara.
Baca Juga: Belajar tentang Kesehatan Mental Lewat Podcast 'Anyaman Jiwa'
Penyebab Seseorang Menjadi People Pleaser
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, penelitian menunjukkan bahwa inkonsistensi emosional orangtualah yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser.
Anak-anak tidak tahu bagaimana cara untuk mengamankan dan mempertahankan cinta dalam suatu hubungan. Akibatnya, anak akan melakukan semua hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan cinta dari orangtua dan orang lain.
Dalam hal ini anak seolah ingin mewujudkan impian orangtuanya untuk dirinya dengan mengadopsi semua ajaran baik.
Jika perasaan ini berlangsung hingga ia dewasa, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang tertarik untuk mengeksplorasi siapa dirinya, melainkan hanya ingin terus mencari simpati orang lain.
Seorang people pleaser berfokus untuk mengubah dirinya menjadi baik agar bisa terus mendapatkan cinta dari orang lain.
Padahal perilaku orangtua pada umumnya kurang berkaitan dengan apa yang harus dicari anak di luar lingkungan rumahnya.
Dalam hal ini anak yang sangat mengedepankan kasih sayang dari orangtuanya membawa seperangkat standar ini hingga ia dewasa, yaitu dengan berusaha menyenangkan orang lain dan membuat mereka bahagia, sehingga dia juga bisa bahagia.
Simak penjelasan selengkapnya dalam siniar Anyaman Jiwa episode, “Susah Banget Hidup Jadi People Pleaser!” hanya di Spotify. Dengarkan juga episode menarik lainnya yang membahas kesehatan mental dengan berbagai faktor pemicu dan cara menyelesaikannya!