Sonora.ID - Inilah 5 fakta bos Alfamart yang mati-matian bela karyawannya di kasus mengutil cokelat di Tangerang Selatan.
Baru-baru ini publik dibuat heboh dengan kasus ibu-ibu bermobil Mercy yang ketahuan mengutil cokelat dan shampo di sebuah gerai Alfamart.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh pihak Alfamart, pihaknya memutuskan untuk membela karyawannya itu.
Melalui akun media sosial official, Alfamart menunjuk Hotman Paris sebagai pengacara sang karyawan untuk menghadapi kasus ini.
Namun berdasarkan informasi terbaru, kedua pihak rupanya memutuskan jalur damai.
Dalam sebuah video yang beredar, seorang wanita yang mengaku anak dari ibu-ibu yang mengutil cokelat tersebut membenarkan jika ibunya telah melakukan pencurian tiga buah coklat dan dua buah sampo.
Permohonan maaf juga disampaikan oleh Haji Amir, pria yang mendampingi pelaku saat mengintimidasi karyawan Alfamart.
Baca Juga: Hotman Paris Siap Jadi Pengacara Secara Gratis Untuk Pegawai Alfamart yang Viral
Meski permasalahan ini sudah selesai, langkah tegas dari Alfamart untuk mendukung aksi karyawannya itu rupanya mendapatkan respon baik dari warganet.
Banyak warganet yang memuji pihak Alfamart atas kasus ini.
Lantas siapakah pendiri Alfamart? Inilah 5 fakta bos Alfamart yang bela karyawannya dikasus mengutil cokelat.
Sempat tak lulus sekolah
Alfamart rupanya didirikan oleh seorang pria yang dulunya sempat putus sekolah di Sekolah Dasar (SD).
Ya, sosok pria tersebut adalah Djoko Susanto.
Djoko Susanto kini sudah memiliki 18 ribu gerai Alfamart di seluruh Indonesia.
Ia lahir di Jakarta pada 9 Februari 1950. Sehingga, saat ini, usianya 72 tahun.
Pria yang memiliki nama kecil Kwok Kwie Fo ini anak ke-6 dari 10 bersaudara.
Orangtua Djoko Susanto merupakan seorang pedagang dan pemilik sebuah kios, meski bukan kios yang tergolong besar.
Kios milik orang tua Djoko Susanto diberi nama Toko Sumber Bahagia yang berlokasi di Pasar Arjuna, Jakarta.
Dibalik kisahnya yang kini sukses, Djoko Susanto rupanya sempat putus sekolah sampai kelas 1 SD karena memutuskan untuk membantu orang tuanya menjaga toko.
Baca Juga: Turun Tangan, Hotman Paris Jadi Pengacara Karyawan Alfamart Vs Wanita Pencuri Cokelat
Masuk jajaran orang terkaya di Indonesia
Menurut forbes.com, kekayaan Djoko Susanto mencapai 2,9 miliar dolar AS atau jika dirupiahkan menjadi Rp 42,7 triliun.
Ini menempatkan dirinya masuk ke dalam daftar orang terkaya ke-9 di Indonesia versi Forbes.
Sedangkan di dunia, ia masuk ke dalam urutan ke-1049 sebagai orang terkaya di dunia.
Kekayaan Djoko Susanto semakin meroket dari 2021.
Di tahun 2021, harta kekayaannya mencapai 1,7 miliar dollar AS.
Bintang di industri rokok
Semula Djoko Susanto hanya mengembangkan toko kelontong yang dimiliki oleh orang tuanya.
Berkat usanya itu, toko kelontongnya memiliki ratusan cabang di berbagai lokasi pasar-pasar tradisional.
Di tengah perjalanannya dalam berbisnis toko kelontong, ia melirik jasa perdagangan rokok.
Dengan melakukan sistem pendekatan kepada para pengecer dan mitra, ia pun sukses merambah bisnis rokok.
Bahkan dirinya pun disebut sebagai salah satu bintang baru di bidang rokok.
Kemudian, Putera Sampoerna yang merupakan pemilik dari rokok HM Sampoerna Group, tertarik untuk menjadikan Djoko Susanto sebagai mitra distribusi.
Melewati banyak macam cobaan Djoko akhirnya membuka 15 outlet di Jakartam. Putera Sampoerna semakin yakin, Djoko Susanto sangat menjanjikan.
Baca Juga: Apa Itu Kleptomania? Diduga Jadi Penyebab Ibu Curi Coklat di Alfamart
Pernah jadi direktur di PT HM Sampoerna
Di tahun 1985, Djoko Susanto dan Putera Sampoerna pernah membentuk perusahaan patungan di bidang distribusi bernama PT Panamas.
Saat itu Putera Sampoerna yang saat itu sudah menjadi konglomerat dan memiliki 70 persen saham. Sementara Djoko Susanto diberi saham senilai 30 persen.
Karena terlalu percaya, Putera Sampoerna meminta Djoko Susanto untuk menjadi direksi di perusahaan rokok milik Putera yaitu PT HM Sampoerna pada 1989.
Cikal bakal Alfamart
Kolaborasi antara Djoko Susanto dan Putera Sampoerna terus merambah ke bisnis lainnya.
Keduanya sepakat untuk mengembangkan bisnis retail minimarket dengan nama Alfa Toko Gudang Rabat.
Minimarket inilah cikal bakal dari Alfamart.
Untuk menjangkau ke kalangan menengah ke bawah, mereka membua Alfa minimart yang kemudian diubah menjadi Alfamart di tahun 1994.
Sebelumnya, Djoko Susanto memberi nama minimarket tersebut dengan nama Sampoerna Mart, tapi ia memilih Alfa karena lebih mudah diingat dan dikenal.
Di tahun 2005, Djoko dan Putera berhenti bekerjasama.
Ini karena Putera Sampoerna menjual semua perusahaan dan anak perusahaannya, termasuk rokok kepada Philip Morris.
Kemudian bisnis retail tersebut berada dalam naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Mengutip Forbes, usaha Alfamart kini dipegang oleh anaknya, Feny dan Budiyano.
Bisnis retail ini juga diperluas ke Filipina dan memiliki lebih dari 1.500 toko di sana.
Djoko Susanto sendiri kemudian mendirikan Universitas Bunda Mulia di Jakarta, pada tahun 2003 silam.
Artikel ini juga telah tayang di Grid Hot dengan judul Bela Karyawannya Mati-matian Hadapi Konsumen yang Diduga Mengutil Cokelat, Bos Alfamart Nyatanya Masuk Daftar Orang Terkaya di Indonesia, Intip Profilnya