Sonora.ID – Sebagian masyarakat Indonesia tentu tak asing dengan lagu dangdut viral dengan judul ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’.
Namun ternyata, lagu tersebut kini banyak menuai kontroversi.
Lantas apa yang menyebabkan lagu ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet menuai kontroversi dan diprotes oleh pemuka agama?
Berikut ini 5 fakta penyebab lagu ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’ tuai protes:
1. Batal dinyanyikan di Istana Negara
Farel Prayoga penyanyi cilik asal Banyuwangi sejatinya tidak hanya menyanyikan lagu Ojo Dibandingke ciptaan Abah Lala. Dia sebetulnya juga sudah menyiapkan untuk menyanyikan lagu ‘joko Tingkir Ngombe Dawet’
Dalam Upacara Peringatan HUT ke-77 RI di Istana Negara, Rabu (17/8/2022) Farel bertanya kepada Jokowi soal lagu apa yang akan dinyanyikan lagi.
Jokowi menjawab Joko Tingkir. Kemudian terdengar intro musik, yang ternyata tidak sesuai.
Setelah lagu Ojo Dibandingke dinyanyikan, ada sekitar dua menit jeda karena pembicaraan yang tidak diketahui.
Akhirnya Farel pun tidak jadi membawakan Joko Tingkir Ngombe Dawet. Ia mengulang lagu Ojo Dibandingke. Namun, lagu kedua ini lebih banyak yang joget.
Baca Juga: Ragam Baju Adat dan Harapan Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju
2. Lagu ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’ menuai protes dari warga Lamongan
Fakta pertama yang menyebabkan lagu ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’ menuai protes dari warga Lamongan, terlebih dari pemuka agama.
Pasalnya, mereka tidak terima jika sosok ulama besar Joko Tingkir dijadikan parodi dalam lagu yang sedang viral tersebut.
3. Sosok Joko Tingkir
Fakta menyebutkan jika Joko Tingkir merupakan pendiri sekaligus raja atau sultan pertama dari kerajaan Pajang yang memerintah dari tahun 1568-1582 dengan nama Sultan Adiwijaya.
Joko Tingir merupakan tokoh besar keagamaan besar, dulunya Joko Tingkir merupakan guru para ulama di Nusantara.
Joko Tingkir ajuga pernah menjadi salah satu murid dari Raden Said alias Sunan Kalijaga.
Joko Tingkir tidak hanya dikenal oleh masyarakat Lamongan, tetapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.
4. KH Ahmad Muwafiq merespons lagu kontroversial '‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’.
KH Ahmad Muwafiq atau Gus Munafiq turut merespon lagu ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’ yang menurutnya tidak etis jika dijadikan lagu.
"Nggak etis nama Kanjeng Joko Tingkir itu dijadikan lagu. Sudah saya katakan dalam dakwah saya itu, beliau adalah Sultan di Pajang yang menurunkan Pangeran Benowo. Beliau adalah nenek moyang ulama di Jawa," ungkap Gus Muwafik dikutip dari Detik pada Rabu, 17 Agustus 2022.
"Nama Joko Tingkir ini nama orang, sosok yang mulia jangan dijadikan guyonan lah," tambahnya.
Gus Munawik juga mengimbau supaya lagu tersebut berhenti untuk dinyanyikan.
"Ya dihentikan saja, ndak enak kalau kita mengolok-olok nenek moyang kita. Itu (Nama Joko Tingkir) bukan legenda tapi nama, ada orangnya, yang seorang sultan. Imbauan saja, besok tidak terulang lagi," terangnya.
Baca Juga: Pencipta Lagu ‘Ojo Dibandingke’ Nangis Lihat Farel Prayoga, Kenapa?