Evaluasi: Alur cerita terkesan lambat dan ada beberapa bagian yang terasa kurang menarik. Beberapa konflik kurang memuncak dan berujung datar kembali. Penggunaan lagu Nidji juga dirasa kurang pas, karena melodi yang digunakan terkesan modern.
Rangkuman: Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan seperti dari alur cerita yang terlalu lambat, visual effect yang kurang bagus, dan lain sebagainya, film ini masih tetap layak untuk ditonton. Penggunaan kata-kata yang pas dan kostum yang apik membuat film ini menjadi salah satu yang terbaik di tahun 2013.
Judul: Resensi Novel “Cinta Brontosaurus” oleh Raditya Dika
Orientasi:
Judul buku: Cinta Brontosaurus
Penulis: Raditya Dika
Penerbit: Gagas Media
Tahun terbit: 2006
Ulasan: Seorang penulis bernama Raditya Dika baru saja putus cinta dari Nina. Sejak itu, dia percaya bahwa cinta ada kadaluarsanya. Namun, kesasih yang merupakan agen naskah Dika berusaha membangkitkan kepercayaan Dika kembali terhadap cinta. Usaha ini menempatkan Dika pada perkenalan dan perjumpaan absurd dengan berbagai wanita.
Hingga tanpa disengaja Dika berjumpa dengan Jessica yang ternyata memiliki jalan pemikiran yang sama anehnya dengan Dika. Di sisi lain, Dika mendapatkan tawaran film dari bukunya yang berjudul “Cinta Brontosaurus”. Masalah lain datang ketika naskahnya harus diubah menjadi genre film horor yang saat itu sedang tenar. Padahal, buku itu mengisahkan pengalamannya memahami cinta.
Penilaian: Tampilan buku ini sangat menarik dengan cover yang terlihat ceria. Isi buku cukup mengaduk emosi pembacanya. Bahasa dalam buku ini sangat menggambarkan kehidupan anak muda zaman sekarang yang terbiasa dengan bahasa gaul. Sementara kekurangannya, pada akhir cerita masih mengambang dan banyak kata vulgar.
Kesimpulan: Buku ini mengundang minat banyak orang karena nama besar penulisnya. Sisi humor Raditya Dika dituangkan dalam buku ini dan mampu menghibur setiap pembacanya.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus, Singkat dan Khidmat
Judul: Laskar Pelangi
Penulis: Andrea Hirata
Tahun Terbit: 2005
Orientasi: Novel Laskar Pelangi merupakan karya pertama sang pengarang, Andrea Hirata. Novel ini juga merupakan buku pertama dari rangkaian tetralogi Laskar Pelangi. Saat ini, diketahui novel Laskar Pelangi mendapatkan predikat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.
Laskar Pelangi menceritakan tentang 10 bocah dari keluarga miskin di pulau Belitong yang ingin bersekolah. Kesepuluh anak tersebut adalah Ikal, Harun, Lintang, Sahara, A Kong, Mahar, Kucai, Syahdan, Trapani, dan Borek. Mereka semua didik oleh Bu Muslimah, seorang guru yang sangat gigih dan penyayang. Anak-anak ini gemar sekali melihat pelangi, oleh karena itu, Bu Muslimah menyebut mereka dengan sebutan Laskar Pelangi, nama dari novel itu sendiri.
Ulasan: Cerita bermula di sebuah sekolah yang penampakannya mirip seperti gedung kopra. Sekolah itu merupakan sekolah swasta bernama SD Muhammadiyah. SD ini terancam tutup apabila jumlah murid yang mendaftar di situ, kurang dari 10 anak. Saat itu baru ada 9 anak yang mendaftar.
Situasi kian menegang. Beruntungnya, datang Harun dan juga ibunya yang ingin mendaftarkan diri di sekolah tersebut.
Novel ini juga menceritakan kemiskinan yang melanda penduduk Belitung, padahal kekayaan alamnya begitu melimpah. Ternyata, PN Timah telah menguasai tambang-tambang timah Belitong. Hal ini menyebabkan warga lokal Belitong malah seperti tikus lapar di tengah lumbung padi.
Penilaian atau Evaluasi: Kelebihannya kisah ini begitu inspiratif dan motivatif dari daerah kecil merupakan kekuatan utama dari novel ini.
Tak hanya itu, ceritanya juga disajikan secara sederhana, mengalir dengan begitu baik. Novel ini juga sedikit menyinggung isu-isu sosial dan kritik terhadap pemerintah.
Kekurangan novel ini yaitu waktu kejadian tidak dijelaskan begitu rinci dan terang. Cara bagaimana Lintang bisa menjadi begitu cerdas juga kurang lengkap.
Bagaimana ia bisa mengetahui beberapa nama latin tumbuhan sedangkan sekolahnya saja begitu terpencil yang menyebabkan sulitnya akses memperoleh ilmu pengetahuan.
Rangkuman: Sebagai penulis, Andrea juga kerap kali menceritakan dengan detail cara pikir orang melayu di Belitung dengan wawasan yang begitu saintifik. Ceritanya yang inspiratif bisa dijadikan sebagai motivasi untuk remaja-remaja anggung berumur 10 sampai 16 tahun. Remaja usia tanggung disarankan untuk membaca novel terlaris sepanjang sejarah Indonesia ini.
Baca Juga: Contoh Teks MC Malam Tirakatan 17 Agustus, dengan Susunan Acara
Judul lagu: Heal The World
Orientasi: Heal The World adalah sebuah lagu yang dirilis pada tahun 1991 oleh King of Pop dunia, Michael Jackson. Heal The World dirilis dalam sebuah album yang berjudul 'Dangerous'.
Ulasan: Heal The World dalam bahasa Indonesia berarti Menyembuhkan Bumi. Lagu dengan durasi mencapai 6 menit 22 detik ini menceritakan tentang keinginan dan harapan agar manusia bisa menjadikan bumi sebagai tempat yang lebih baik bagi generasi berikutnya. Lagu ini menyerukan ajakan perdamaian dan mengampanyekan kehidupan yang berdasarkan cinta serta kasih sayang antar umat manusia.
Jika manusia mau berusaha, manusia bisa melihat kebahagiaan tanpa merasakan ketakutan atau kengerian. Cinta saja cukup untuk membuat dunia ini tumbuh lebih baik.
Penilaian: Saat pertama mendengarkan lagu ini, pendengar akan disuguhi alunan melodi musik yang menyentuh jiwa. Alunan melodi pop melankolis yang disusun oleh Michael Jackson benar-benar membuat atmosfer pendengarnya terbangun dan tersentuh.
Michael Jackson kemudian menyuguhkan lirik dengan makna yang begitu mendalam. Tak ada seorang pun yang tak tergugah ketika mendengarkan lirik lagu ini.
Namun, kelemahan lagu ini terletak pada durasinya yang terlalu lama. Bagi orang yang bukan fans fanatik sang King of Pop, mendengarkan lagu ini yang lama dengan lirik bagian akhir yang terus diulang-ulang akan menimbulkan kebosanan.
Rangkuman: Lagu ini benar-benar memiliki makna dan emosi yang mendalam. Liriknya benar-benar menggugah kembali dan mempertanyakan di mana rasa kemanusiaan kita selama ini.
Baca Juga: Pengertian Teks Prosedur, Ciri-ciri, Jenis, dan Tujuan, Lengkap!