Sonora.ID - Hermanto Tanoko adalah pemilik produsen cat Avia Avian, yang merupakan perusahaan cat domestik terbesar kedua di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 oleh ayah Harmanto, Soetikno Tanoko.
Tak mudah pusa dengan pencapaiannya, Hermanto pun mendirikan gurita bisnis lainnya seperti FMCG, properti, dan ritel.
Nama Wijono & Hermanto Tanoko yang merupakan crazy rich asal Surabaya mulai ramai diperbincangkan setelah membawa dua perusahaannya untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2021 lalu.
Istilah crazy rich saat ini tengah trending di kalangan pengguna sosial media setelah film Crazy Rich Asian ditayangkan di bioskop.
Baca Juga: Belajar Ilmu Kaya dari Crazy Rich Surabaya, Hermanto Tanoko
Dalam tayangan YouTube Helmy Yahya, Hermanto mengaku tidak suka disebut sebagai seorang crazy rich karena menurutnya 'rich' dihubungkan dengan kekayaan yang sebatas uang.
"Saya sebetulnya tidak terlalu suka dengan sebutan itu. Rich juga jangan diartikan dengan uang saja, tapi rich itu bisa saja pengalaman, pengetahuan, mau berbagi. Tujuan saya di kehidupan saya ingin menciptakan satu juta entrepreneur yang bisa membangkitkan ekonomi Indonesia," jelas Hermanto dalam wawancara dengan Helmy Yahya.
Lebih lanjut dirinya pun menceritakan tentang bisnis cat Avia Avian yang tengah dijalankan saat ini, yang memang warisan dari sang ayah.
Awal mula bisnis cat tersebut merupakan sebuah home industry yang memiliki hanya memiliki 18 karyawan.
"Papa saya dulu sangat memperhitungkan biaya produksi. Dia merupakan sosok pemimpin yang memberi contoh para karyawan. Jadi kita hidup harus menyesuaikan dengan apa yang dikerjakan, enggak boleh sembarangan," jelasnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa ketika sudah berhasil, ayahnya tak serta merta puas dan berhenti berinovasi begitu saja.
Sang ayah pun diakui Hermanto terus memikirkan bagaimana memulai bisnis yang baik untuk pemilik, karyawan, dan yang paling penting konsumen.
"Bagaimana kita memikirkan bisnis ini menjadi yang terbesar," tambah Hermanto.
Cerita Masa Sulit Hermanto Tanoko
Pada saat Hermanto kecil, Indonesia tengah berada dalam sentimen politik bahwa keturunan Tionghoa yang WNA harus dipulangkan ke negara asalnya dan tidak boleh berdagang di Indonesia.
Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Karena hal inilah, keluarga Hermanto harus menjalani kehidupan berpindah-pindah dan bahkan tinggal di emperan-emperan toko dan vihara.
Di tahun yang sama dengan kelahiran Hermanto, sang ayah Soetikno membuka toko cat, sedangkan ibunya membuka toko kelontong.