Banjarmasin, Sonora.ID - Tak banyak yang tau, tugas seorang prajurit TNI bukan hanya menjaga ketahanan negara.
Melainkan ada tugas lain, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Khususnya masyarakat pedalaman.
Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) salah satunya.
Di tahun 2022, TMMD Ke-114 resmi digelar serentak (di sejumlah daerah di Indonesia) pada tanggal 24 Juli 2022. Di Banjarmasin, Kodim 1007/Banjarmasin pun tak ketinggalan turut melaksanakan.
Baca Juga: TNI AU Kirim 6 Pesawat Tempur F-16 Ke Tindal AFB Australia
Mengambil lokasi di Desa Sungai Gampa, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Daerah yang cukup terisolir di kota berjuluk seribu sungai. Jika dihitung jarak tempuh dari pusat kota, diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke lokasi itu.
Pahit manis pun turut dirasakan prajurit yang bertugas selama TMMD berlangsung. Salah satunya, Prada Muhammad Irfan Rahmadi. Seorang anggota TNI muda warga Pelaihari, Kab. Tanah Laut.
Prada Irfan sapaan akrabnya mengaku cukup terkejut dengan kegiatan TMMD. Jelas saja, TMMD Ke-114 adalah pengalaman pertamanya seusai lulus pendidikan di kecabangan Infanteri, Gunung Kupang, Banjarbaru.
"Ini pengalaman pertama hidup dan saat masuk TNI dipilih TMMD di Banjarmasin. Ada 14 anggota yang ikut satu leting dengan saya," ungkap pria 21 tahun itu.
Kepada wartawan, Prada Irfan menceritakan kesehariannya selama mengikuti kegiatan TMMD.
Mulai dari bangun tidur, pagi-pagi Irfan ikut membantu ibu pemilik rumah tempat dia tinggal sementara memasak untuk sarapan.
Setelah itu, barulah Irfan bersama rekannya yang lain berangkat ke medan TMMD. Hingga pukul 11.30 WITA, Irfan kembali ke tempat tinggal untuk beristirahat dan menunaikan salat dzuhur.
Kemudian kembali membantu ibu pemilik rumah memasak untuk makan siang. Sekiranya pukul 14.00 WITA, Irfan bersama rekannya yang lain kembali ke lokasi TMMD hingga petang.
"Sore kita kembali ke rumah. Bersih-bersih salat magrib dan bantu memasak untuk makan malam. Setelah salat isya kita biasanya kumpul-kumpul bersama warga," jelasnya.
Irfan membeberkan, memiliki cara sendiri untuk menjaga kebugaran tubuhnya selama satu bulan menjalankan misi ini. Yakni dengan rutin minum vitamin dan berolahraga ringan.
"Kerjaannya cukup berat. Seperti urug pasir dan batu untuk membangun jalan lingkungan," pungkasnya.
Tepat di tanggal 24 Agustus 2022, kegiatan TMMD Ke-114 pun selesai. Plakat bertuliskan TMMD ke-114 Tahun 2022 Kodim 1007/Banjarmasin sebagai pengingat keharmonisan antara TNI dan masyarakat dalam membangun sarana fisik pun menjadi saksi.
Warga Sungai Gampa pun kini akhirnya bisa menikmati hasilnya. Di antaranya pembukaan jalan sepanjang 745 meter dan pengerasan jalan, Betonisasi sepanjang 767 meter.
Termasuk juga pembuatan 5 Unit jembatan dan pemasangan 5 unit gorong-gorong serta sasaran tambahan berupa rehabilitasi 3 Unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan 1 Unit Musala.
Baca Juga: 8 Negara dengan Militer Terkuat di Asia, Bangga Banget TNI Kita Masuk!
Komandan Kodim 1007/Banjarmasin, selaku Dansatgas TMMD, Letkol Inf Ilham Yunus berpesan, agar seluruh warga masyarakat menjaga hasil karya bersama ini. Sehingga dapat dimanfaatkan dalam jangka lama dan dirasakan oleh generasi selanjutnya.
"Terimakasih kepada pemerintah, seluruh anggota Satgas baik TNI, Polri, dan juga Masyarakat, rekan-rekan media. Tugas kita selesai dalam membantu tugas pemerintah memeratakan pembangunan khususnya di wilayah terpencil," ungkap Dandim.
Sambil meraut galam, seorang warga Sungai Gampa, Amat mengaku, seluruh warga merasa lega ketika kabar TMMD Kodim 1007/Banjarmasin tahun 2022 diputuskan untuk digelar di kampung kelahirannya.
Pasalnya, masyarakat Sungai Gampa sudah lama menginginkan adanya pembangunan infrastruktur, terutama jalan yang layak dan nyaman dilewati.
"Banyak warga di sini (Sungai Gampa) turun membantu proses pembangunan jalan dan infrastruktur lain tanpa dibayar," ungkapnya.
Bahkan menurut pria kelahiran tahun 1982 itu, banyak warga yang rela mengurangi waktu bertani demi pembangunan bisa cepat selesai, guna menunjang aktivitas warga sehari-hari.
"Karena kami sudah sangat lama memimpikan punya jalan seperti di seberang sana yang bisa dilewati sepeda motor. Kalau jalan ini selesai kami bisa lebih mudah menjual hasil tani lewat jalan darat," imbuhnya.
Senada dengan Amat. Warga lainnya, Siti Khadijah mengaku juga sangat bersyukur. Bukan tanpa alasan, sebelum dibangun jalan, warga setempat hanya bisa memanfaatkan arus sungai sebagai jalur transportasi.
"Kelotok atau perahu bermesin jadi moda transportasi utama bagi warga dalam menunjang aktivitas di kesehariannya, seperti mengantar anak sekolah, ke pasar ke sawah, berobat ke puskesmas, ke masjid, maupun aktivitas lainnya," ujar wanita 38 tahun itu.