Ke DIY, Bill Gates Menyebut Sarang Hewan Berbahaya Ada di Yogyakarta

23 Agustus 2022 15:25 WIB
Bill Gates ke Yogyakarta.
Bill Gates ke Yogyakarta. ( )

Sonora.ID - Bill Gates mewakili Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) diketahui sempat berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY untuk sebuah riset yang dilakukan yayasan tersebut.

Yogyakarta dipilih sebagai salah satu pusat penelitian bakteri Wolbachia, tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Untuk mengatasi nyamuk yang bisa menyebabkan demam berdarah hingga malaria, Bill Gates dalam kesempatan tersebut melepas nyamuk dari laboratorium dengan bakteri ampuh bernama Wolbachia.

"Nyamuk yang dihasilkan dari pabrik itu membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lain semacam Zika, chikunguya dan lainnya pada manusia," tulis sang pendiri Microsoft.

Baca Juga: Bukan Ular atau Hiu, Ternyata Nyamuk Jadi Hewan Paling Mematikan di Dunia

Riset itu ternyata sukses besar. Uji coba yang digelar di Yogyakarta menunjukkan nyamuk yang sudah mengandung Wolbachia menurunkan kasus demam berdarah sampai 77%. Di Medelin, Kolombia, kasus demam berdarah bahkan anjlok 89%.

"Hasil itu adalah terobosan besar, menunjukkan bukti teknologi baru ini akan melindungi seluruh kota dan negara melawan ancaman penyakit dari nyamuk," terangnya.

"World Mosquito Program (WMP) kini melepaskan nyamuk itu di 11 negara, Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, New Caledonia, dan Vanuatu," papar Bill Gates.

Sebagai informasi, Yayasan BMGF mendanai Wold Mosquito Program (WMP) yang beroperasi di 11 negara yaitu Brasil, Kolombia, Meksiko, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, New Caledonia, Vanuatu, dan Indonesia.

Namun khusus untuk penelitian yang dilakukan WMP Yogyakarta (di Indonesia), ini didanai penuh oleh Yayasan Tahija.

Baca Juga: Bill Gates Kerja Sama dengan WHO untuk Pembuatan Vaksin Virus Corona

Kemudian, yang dilakukan oleh WMP Yogyakarta bukanlah eksperimen, namun merupakan riset atau penelitian.

Pada tahun 2014 lalu Bill Gates mendatangi Dusun Kronggohan di Kabupaten Sleman. Pada tahun tersebut penelitian ada pada dua fase. Di mana dilakukan pelepasan skala terbatas nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia.

Pelepasan terbatas ini bertujuan untuk melihat apakah nyamuk Aedes Aegypti dengan Wolbachia dapat berkembang biak secara alami dengan baik atau tidak.

Sebelumnya, Bill Gates pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa nyamuk adalah hewan paling berbahaya di dunia, bahkan mengalahkan hiu sebesar apapun.

Dalam acara Mosquito Week, Bill Gates mengungkapkan nyamuk jauh lebih mematikan daripada hiu sebesar apapun.

Gates menuturkan sebagian besar kematian akibat malaria terjadi di negara-negara termiskin di dunia. Penyakit malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk terus berlangsung meski terjadi pandemi virus corona Covid-19.

"Nyamuk tidak mempraktikkan jarak sosial. Mereka juga tidak memakai masker. Saat Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, penting untuk diingat bahwa hewan paling mematikan di dunia belum berhenti selama pandemi ini," ujar Gates dikutip dari CNET.

*Artikel ini telah melalui tahap penyuntingan dikarenakan ada misinformasi sebelumnya. Karena kesalahan tersebut Redaksi Sonora.ID memohon maaf.

PenulisKumairoh
EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm