Sonora.ID - Ladies, Kamu sering demam? Awas! Bisa jadi itu tanda punya kista ovarium.
Dikutip dari Women’s Health, kista ovarium adalah kantung berisi cairan di ovarium. Mereka umumnya terbentuk selama ovulasi.
Ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Kendati begitu, banyak wanita dengan kista ovarium tidak memiliki gejala.
Tanda punya kista ovarium
Sebagian besar kista ovarium yang ukurannya masih kecil tidak akan menimbulkan gejala apapun.
Gejala kista ovarium akan mulai tampak ketika kista ovarium memiliki ukuran yang besar.
Selain itu, kista ovarium juga memiliki gejala lain meliputi:
1. Sering buang air kecil;
2. Mengalami rasa sakit saat berhubungan seksual;
3. Mengalami nyeri panggul secara tiba-tiba;
4. Mengalami perut kembung;
5. Mudah merasa kenyang sekalipun hanya makan sedikit;
6. Mengalami siklus menstruasi yang tidak normal;
7. Merasa nyeri pada perut bagian bawah atau di sisi tempat kista muncul;
8. Mengalami pembengkakan di area munculnya kista;
9. Merasa mual dan muntah;
10. Kesakitan saat buang air besar;
12. Mengalami demam.
Jika Anda merasakan salah satu gejala di atas. Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan.
Kista yang terdeteksi lebih awal dan segera mendapat penanganan medis akan mencegah kondisi yang semakin parah, demikian dikutip dari laman Ciputra Hospital.
Penyebab kista ovarium
Salah satu penyebab kista ovarium, yaitu siklus menstruasi. Kondisi ini masih normal dan jarang menjadi parah.
Tidak hanya itu, pertumbuhan sel yang tidak normal pun bisa memicu terjadinya kista ovarium bersifat jinak hingga ganas.
Agar bisa mengetahui kondisi kista yang dialami, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
Cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosa kista ovarium
1. Pemeriksaan USG
Cara pertama yang dilakukan dokter, yaitu pemeriksaan USG.
Pemeriksaan ini menjadi langkah utama yang digunakan oleh dokter untuk mendiagnosis kista ovarium.
USG akan membantu dokter untuk melihat ukuran, lokasi, bentuk, dan tekstur dari kista ovarium.
2. Biopsi
Cara kedua yang dilakukan dokter, yaitu biopsi.
Biopsi dilakukan dengan langkah mengambil sampel jaringan ovarium.
Selanjutnya, jaringan yang diambil akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan apakah kista ovarium bersifat jinak atau ganas.
2. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi kadar protein CA-125 dalam darah.
Sebab, meningkatnya kadar protein CA-125 bisa menjadi pertanda seseorang mengidap kista ovarium.
Baca Juga: Kabar Duka! Feby Febiola Menderita Kanker Ini di Rahim, Penyebabnya Gara-gara Sering...