Malin : "Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini!"
(Berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya)
Mande : (Ia menangis menahan kesedihan) "Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun jika ia benar anakku si Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah durhaka itu."
(Sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan)
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu.
Baca Juga: 14 Contoh Teks Narasi beserta Strukturnya, Materi Kelas 7
Suara adzan terdengar menggema siang hari itu. Dua orang pria bernama Kasim dan Rizal berpakaian rapi mengenakan baju koko dan sarung berjalan bersama menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat Jumat. Mereka tampak berjalan sedikit tergesa-gesa sambil sesekali membenarkan sarung yang mereka kenakan.
Kasim : (Berjalan di depan Rizal) “Ayo cepat sedikit, Zal!
Rizal : “ Iya..iya. Ini juga udah cepet.”
Tiba-tiba Rizal tersandung batu dan sandal jepit yang digunakannya putus.
Rizal : “Aduh!” (hampir terjatuh)
Kasim : “Kenapa Zal?”
Rizal : (Melepas sandalnya) “Yahh…putus. Kamu sih, Sim, nyuruh aku cepet-cepet. Sandalku putus kan jadinya.”
Kasim : “Lah, kok malah nyalahin aku. Udah, kamu bawa aja dulu itu sandalmu. Nanti aja sehabis jumatan kamu beli sandal yang baru. Ini udah mau iqomah, nanti kita telat sholat jumatnya.”
Rizal : “Kamu nyuruh aku nyeker? Ogah banget.”
Kasim : “Sebentar doang, daripada kita telat sholatnya.”
Selepas sholat Jumat, semua orang mulai keluar dari masjid satu persatu. Kasim menunggu Rizal di depan gerbang masjid. Hingga akhirnya Rizal datang.
Warga: “Nyari apa Pak Ustad?”
Pak Ustad: “Nyari sandal saya, pak. Warnanya ijo mereknya swallow. Tadi saya taruh di pojok sini, tapi kok nggak ada. Yang ada justru sandal putus ini.”
Warga : “Waduh, kalau itu sih sudah pasti di bawa orang lain, Pak Ustad.” Pak Ustad : “Ini sudah ketiga kalinya saya kehilangan sandal pas sholat Jumat.”
(Epilog) Pak Ustad pun pulang berjalan kaki dengan mengenakan sandal Rizal yang ditinggalkan.
Baca Juga: 23 Contoh Teks Deskripsi tentang Alam, Materi Kelas 7 atau 1 SMP
Di suatu desa yang indah, di tengahnya berdiri sebuah kerajaan megah, hiduplah seorang putri yang cantik. Ia masih berumur 9 tahun, sering bermain di taman belakang kamarnya sendirian. Suatu hari Ia tidak sengaja menemukan seekor kelinci di taman. Jalannya pincang, ternyata kaki si kelinci tertusuk duri tajam.
Putri : Aduh, kamu kasihan sekali tuan kelinci! (melihat bagian kaki, kemudian mengambil duri yang tersangkut di kakinya) Nah, ternyata ini yang membuatmu kesakitan, tuan kelinci! Dasar duri jahat, pergi sana jangan sakiti tuan kelinci (sambil tersenyum, tuan putri menggendong anak kelinci ke dalam istana)
Si kelinci kemudian tinggal bersama putri hingga dewasa, mereka selalu bermain bersama keluar istana. Hingga suatu saat terdapat sebuah acara pertunjukan di desa yang membuat putri ingin melihatnya. Ia pun pergi ditemani dengan si kelinci tanpa pengawal.
Putri : (menaikkan tudung kepalanya sambil berjalan keluar istana)Ayo tuan kelinci.
Kelinci : (melompat sedikit lebih cepat mengikuti langkah kaki tuan putri).
Di tengah perjalanan tiba-tiba putri diculik oleh kawanan penjahat, dan segera dimasukkan ke dalam kereta berkuda yang larinya cukup cepat. Tidak kehabisan akal, si kelinci melompat masuk dengan cepat ke dalam kereta itu. Di suatu tempat yang gelap putri dikurung di dalam sebuah sel, matanya ditutup beserta mulutnya, sementara si kelinci berhasil menyembunyikan diri dari kawanan penjahat. Kelinci itu berhasil menemukan putri tapi Ia kehilangan akal untuk membebaskan putri dan melawan kawanan penjahat itu. Si kelinci pun menangis dan meminta pertolongan agar bisa mencari cara membebaskan sang putri.
Tiba-tiba di dalam sel yang gelap muncul cahaya terang yang sinarnya makin membesar, si kelinci pun silau karena sinarnya tersebut.
Ibu Peri : (muncul sambil mengacungkan tongkat dan tersenyum pada si kelinci) Pangeran, kamu telah menjadi sahabat tuan putri dengan setia menemaninya sejak kecil. Kini kutukanmu kubebaskan (terdapat bunyi suara “cling”).
Si kelinci yang sudah tumbuh besar tubuhnya dikelilingi sinar seluruhnya, kemudian berubah menjadi pangeran gagah yang sangat tampan.
Putri : (tiba-tiba menghentikan langkahnya saat mencapai batas ruangan terluar) Tunggu! Di mana perginya tuan kelinciku? (membalikkan badan, namun segera dicegah oleh pangeran)
Pangeran : (memegang pundak tuan Putri) Putri, aku ini kelincimu yang selama ini menemanimu. Sebenarnya aku adalah seorang pangeran yang dikutuk. Waktu kita singkat, ayo kita segeri meninggalkan tempat ini terlebih dulu (kembali menarik lengan putrid an mengajaknya berlari kencang hingga sampai ke istana).
Di istana semua orang telah menunggu putri dengan cemas. Saat putri dan pangeran tiba di istana semua terkejut sekaligus senang melihat kehadiran putri yang baik-baik saja. Melihat hal itu, Raja mendatangi sang putri dan pangeran. Raja percaya bahwa si pangeran adalah penyelamat anaknya, kemudian secara mendadak Raja mengumumkan berita untuk acara pernikahan Putri dengan Pangeran. Mereka pun akhirnya saling mengenal dan berbagi cerita seperti di masa kecilnya.
Baca Juga: 9 Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam beserta Strukturnya, Lengkap!