Sonora.ID - Baru-baru ini, publik diramaikan dengan fakta mengenai tingginya kasus HIV/AIDS di Kota Bandung, Jawa Barat, yang datanya dihimpun oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Januari hingga Juni 2022 kemarin, demikian seperti dikutip dari Kompas.com.
Ketidaktahuan masyarakat dan mitos HIV/AIDS saat ini masih tersebar luas tanpa bisa dipertanggungjawabkan.
Stigma yang salah membuat banyaknya individu yang tak berani memeriksakan diri ke dokter sehingga penyebarannya makin merajalela.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, langsung saja simak mitos HIV/AIDS dirangkum dari WebMD dan Medicine Net berikut ini.
Baca Juga: Perkembangan Kasus HIV/AIDS di Kota Palembang tahun 2022
1. HIV/AIDS menular lewat kontak biasa
Anda tidak dapat tertular atau menyebarkan HIV dari memeluk seseorang, menyentuh, atau menggunakan handuk yang sama.
HIV juga tidak menyebar dari kontak biasa seperti lewat udara, air, berbagi piring, dudukan toilet, atau air liur.
Hal ini dikarenakan virus HIV/AIDS tidak dapat hidup lama di luar tubuh. Lantas, bagaimana penyebaran HIV/AIDS?
Namun, penyakit satu ini bisa tertular apabila melakukan hubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau mendapat tato dari peralatan yang tidak steril.
2. HIV/AIDS bisa diketahui langsung lewat gejala
Beberapa orang yang terkena HIV/AIDS bahkan tidak menunjukkan gejala tertentu selama bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Namun, banyak juga yang dapat memiliki beberapa gejala dalam waktu 10 hari hingga beberapa minggu setelah infeksi.
Gejala pertama ini mirip dengan flu atau mononukleosis dan mungkin termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, ruam, dan nyeri otot.
Hal ini biasanya menghilang setelah beberapa minggu. Satu-satunya cara mutlak untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV adalah dengan melakukan tes.
Baca Juga: Tubuhnya Makin Kurus, Hotman Paris Khawatir Sampai Tes HIV dan Kanker, Ada Apa?
3. HIV/AIDS bisa disembuhkan secara total
Sampai saat ini, tidak ada obat untuk HIV. Akan tetapi, pengobatan ke dokter dapat mengontrol tingkat virus dan membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.
Obat tersebut nantinya berfungsi untuk mengganggu protein yang dibutuhkan HIV untuk memperbanyak diri.
Ada pula obat lain yang menghalangi virus memasukkan materi genetiknya ke dalam sel kekebalan tubuh.
4. Penderita HIV/AIDS berumur pendek
Berkat obat HIV yang sekarang telah makin berkembang dan trsedia, kenyataannya banyak orang dapat hidup selama beberapa dekade dengan HIV dan memiliki rentang hidup yang normal atau mendekati normal.
Perkembangan HIV dapat dibantu dicegah dengan cara mengunjungi dokter secara teratur, minum obat, dan terus mengikuti arahan dari dokter.
5. Seks aman dilakukan kalau sama-sama memiliki HIV
Hanya karena Anda dan pasangan sama-sama mengidap HIV, itu bukan berarti kalian aman dan melupakan kontrasepsi saat berhubungan seks.
Menggunakan kondom atau penghalang lateks lainnya dapat membantu melindungi diri dari penyakit menular seksual lainnya serta jenis HIV lainnya, yang mungkin resisten terhadap obat anti-HIV.
Jadi, mitos HIV/AIDS bahwa seks aman dilakukan bila kedua belah pihak mengidapnya adalah salah kaprah.
Baca Juga: Ketahui dan Sadari HIV AIDS Sedari Awal, Agar Infeksi Cepat Diobati
6. Bayi pasti positif HIV/AIDS jika ibunya positif
Ibu yang terinfeksi HIV/AIDS memang dapat menularkan HIV kepada bayinya selama kehamilan atau persalinan.
Namun, persoalan ini dapat menurunkan risikonya dengan bekerja sama dengan dokter dan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.
Wanita hamil dengan HIV dapat minum obat untuk mengobati infeksi dan untuk membantu melindungi bayi mereka dari virus.
Itulah keenam mitos HIV/AIDS yang sebaiknya Anda perhatikan dan selalu tanamkan dalam diri. Semoga bermanfaat!