Sonora.ID – Kasus pembunuhan Brigadir J yang menyeret sederet anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Termasuk Ferdy Sambo yang seorang polisi berbintang 2 dianggap mencoreng citra Kepolisian Republik Indonesia.
Imbasnya, ada puluhan anggota Polri lainnya yang dicopot dari jabatan karena dianggap tidak profesional dalam menangani kasus ini.
Oleh karena itu, untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada Polri.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk mengusutkasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang tewas di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Baca Juga: 7 Jendral yang Paling Disegani di Indonesia, Ada Ferdy Sambo?
Nggak main-main, tim khusus tersebut terdiri dari sejumlah perwira tinggi di Polri yang dipercaya mumpuni mengusut kasus tewasnya Brigadir J.
Bahakan supaya dapat membongkar sisi gelap Ferdy Sambo, setidaknya ada 5 sosok jendral yang turun tangan usut kasus pembunuhan Brigadir J.
Sebelumnya, melansir dari Tribunnews Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD sempat menyebut Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo adalah sosok yang ditakuti di internal kepolisian.
Bahkan, kata Mahfud, Sambo seolah memiliki kerajaan di Mabes Polri, sosok Ferdy Sambo juga ditakuti oleh jenderal bintang tiga yang secara struktural berada di atasnya.
"Saya juga dengar, pada takut kan (dengan Sambo). Bahkan, bintang tiga pun enggak bisa lebih tinggi dari dia. Meskipun secara struktural iya," kata Mahfud di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored seperti yang dilansir dari Tribunnews.
Lantas siapa sajakah 5 sosok jendral yang turun tangan usut kasus pembunuhan Brigadir J? Berikut penjelasan lengkapnya.
Komjen Gatot Eddy Pramono
Gatot Eddy Pramono lahir di Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965 atau saat ini, umurnya 57 tahun ini.
Ia merupakan perwira lulusan Akpol 1988 dan berpengalaman dalam bidang reserse.
Sebelum menjadi Wakapolri, Gatot Eddy Pramono menjabat Kapolda Metro Jaya.
Jabatan lain yang pernah diemban Gatot Eddy Pramono adalah Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok (2008).
Gatot Eddy Pramono juga pernah menjabat Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya (2011), Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), dan Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).
Ia juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri (2017) dan yang terakhir Gatot menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri.
Pada 2018, Gatot Eddy Pramono juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara yang dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman.
Gatot juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Pada Januari 2021, Menteri BUMN, Erick Thohir memilih Gatot sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pindad.
Nama Gatot juga pernah masuk dalam bursa calon Kapolri sebelum akhirnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dipilih.
Baca Juga: Ferdy Sambo Tak Minta Maaf, Keluarga Brigadir J: Yang Penting Hukum Adil
Komjen Agung Budi Maryoto
Sosok perwira kedua yang bergabung dalam tim khusus adalah Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Agung Budi Maryoto.
Komjen Agung Budi Maryoto menjabat sebagai Irwasum Polri sejak 1 Mei 2020 menggantikan Komjen (Purn) Moechgiyarto.
Jabatan terakhir Komjen Agung Budi Maryoto sebelum menjadi Irwasum adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri pada 2019.
Sejumlah posisi penting pernah dipegang Agung, di antaranya tiga kali menjabat sebagai Kapolda.
Yaitu Kapolda Jawa Barat, Kapolda Sumatera Selatan, dan Kapolda Kalimantan Selatan.
Agung juga pernah menjabat sebagai Kepala Korps Lalu Lintas (KaKorlantas) Polri.
Mengutip dari wikipedia.org, Agung lahir di Cilacap pada 19 Februari 1965 sehingga saat ini, ia berusia 57 tahun.
Ia adalah lulusan Akpol 1987 dan berpengalaman dalam bidang lalu lintas (lantas).
Komjen Agus Andrianto
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim), Komjen Agus Andrianto juga masuk dalam tim khusus bentukan Kapolri.
Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967 atau saat ini, ia berumur 55 tahun.
Ia merupakan lulusan Akpol 1989 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Agus menjabat sebagai Kabareskrim sejak 18 Februari 2021 menggantikan Listyo Sigit Prabowo yang dipilih menjadi Kapolri.
Sebelumnya, Agus menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.
Nama Agus mulai dikenal setelah menangani kasus penistaan agama yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Kala itu, Agus menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim pada 2016.
Ia sempat masuk di bursa calon Kapolri untuk menggantikan Jenderal Idham Azis.
Pada saat olah TKP di rumah Irjen Ferdy Sambo, Selasa (12/7/2022), Agus ikut hadir bersama Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto
Dikutip dari pemberitaan Tribunnews.com sebelumnya, Agus Andrianto berada di luar garis polisi.
Namun, ia masuk ke dalam rumah Irjen Ferdy Sambo pada Rabu (13/7/2022) dini hari.
Sayangnya, tidak ada keterangan yang disampaikan Agus dan anggotanya ketika berjalan melewati garis polisi dan masuk ke dalam rumah.
Baca Juga: Fantastis! Ini Jumlah Kekayaan Ferdy Sambo yang Ditaksir Melebihi Kekayaan Presiden!
Komjen Ahmad Dofiri
Jenderal lain yang masuk dalam tim khusus adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Ahmad Dofiri.
Ahmad Dofiri mengemban tugas sebagai Kabaintelkam sejak 31 Oktober 2021 dan menggantikan Komjen (Purn) Paulus Waterpauw.
Ia lahir di Indramayu, Jawa Barat pada 4 Juni 1967 sehingga saat ini umurnya 55 tahun.
Ahmad Dofiri merupakan lulusan terbaik Akpol 1989 sekaligus peraih Adhi Makayasa.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu berpengalaman dalam bidang SDM.
Ahmad Dofiri mengawali karier kepolisiannya sebagai Kanit Resintel Polsekta Tangerang Polda Metro Jaya pada 1990.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kassubag Jabpamentil Bagian SDM Polri pada 2005.
Irjen Wahyu Widada
Nama perwira tinggi terakhir yang masuk dalam tim khusus adalah Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM), Irjen Wahyu Widada.
Wahyu Widada menjadi Asisten Kapolri bidang SDM pada 26 Juli 2021 menggantikan Irjen (Purn) Sutrisno Yudi Hermawan.
Wahyu Widada menjadi satu di antara perwira yang mendampingi Listyo Sigit Prabowo saat uji Kapolri di DPR pada 20 Maret 2021.
Bahkan Wahyu Widada dipercaya sebagai ketua tim naskah makalah visi misi Listyo Sigit Prabowo bersama Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Pasalnya, Wahyu Widada bersahabat dengan Listyo Sigit Prabowo karena teman seangkatan di Akpol 1991.
Di Akpol 1991, Wahyu Widada merupakan lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa.
Pria kelahiran Sleman, 11 September 1969 itu berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Kapolda Aceh sebelum akhirnya dipindah menjadi Asisten Kapolri bidang SDM.
Wahyu Widada rupanya pernah ikut ambil bagian saat Jenderal (Purn) Tito Karnavian menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri pada Juni 2016.
Wahyu Widada yang saat itu berpangkat Kombes ikut serta dalam tim pemikir dan mengaku senang bisa terpilih bersama sejumlah perwira lainnya.
Baca Juga: Rp 200 Juta Pindah dari Rekening Brigadir J, Hotman Paris: Ternyata Uang…