“Menurut salah satu peternak telur yang memiliki sekitar 30 ribu ekor ayam petelur, biaya produksi telur ayam ras sekitar Rp1.390/butir. Menurutnya, dari sisi produksi, akibat turunnya harga telur tahun lalu dan kenaikan harga pakan sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu, menyebabkan dia mengurangi kapasitas kandangnya sekitar 35 persen,” sebutnya.
Baca Juga: Pedagang Pasar Legi Solo Kurangi Stok Imbas Kenaikan Harga Telur Ayam
“Beberapa peternak telur di Pantai Labu harus gulung tikar. Pemicu turunnya harga telur tahun lalu disinyalir karena perusahaan unggas terintegrasi juga telah memiliki peternakan ayam petelur, sehingga terjadi banjir telur di pasar,” jelas Ridho lagi.
Terkait pembentukan harga, peternak mengatakan, bahwa harga ditentukan oleh agen yang mengambil telur ke tempatnya.
Sementara, harga acuan agen mengikuti info realisasi harga telur ayam himpunan Medan dan Kepri yang dikeluarkan oleh Pinsar Indonesia.
“Untuk mendalami berbagai informasi yang telah diperoleh di lapangan, KPPU Kanwil I akan memanggil beberapa distributor telur, perusahaan terintegrasi dan Pinsar, khususnya untuk mengklarifikasi adanya info realisasi harga yang membentuk harga telur di pasar. Hal ini untuk memastikan apakah kenaikan harga ini memang terkait dengan dampak pandemi Covid-19 yang telah melandai,” terangnya.