Sonora.ID - Setiap orang harus memiliki determinasi untuk mencapai tujuan. Agar tetap terjaga, kita harus mempunyai motivasi. Terlebih, di dunia kerja yang situasinya selalu berdinamika.
Selain anggota, seorang manajer juga punya peran penting untuk menjaga motivasi tim secara keseluruhan. Tentunya, hal ini sangat berbeda saat kita menerapkan motivasi untuk diri sendiri.
Dalam siniar Smart Inspiration edisi Business bertajuk “Cara Mengelola dan Memotivasi Tim Pemenang”, James Gwee, Direktur Academia Education and Training, memberikan alasan pentingnya menjaga motivasi.
Dua Kemampuan yang Harus Dimiliki Manajer
Menurutnya, seorang manajer harus bisa menjaga keberlangsungan motivasi anggota timnya. Jika sudah dilakukan dengan tepat, otomatis mereka akan termotivasi.
Biasanya, anggota tim yang kurang termotivasi disebabkan oleh manajer yang mismanage dan tak andal mengatur ritme kerja.
Baca Juga: Indikator Sederhana: Salah Satu Kunci Sukses Investasi Saham
Pria berkebangsaan Singapura ini pun menegaskan, “Kalo timnya sudah di-manage dengan baik, anaknya jadi termotivasi. Tapi, kalo team manajernya tidak bagus, sulit anak buahnya untuk bagus karena lingkungannya tidak mendukung.”
Namun, terkadang, ada manajer yang bagus dalam memberikan motivasi, tetapi kemampuan manajemennya kurang. Hal ini tentu juga akan menghasilkan hasil kerja yang kurang baik karena motivasi hanya berlangsung sesaat.
James mengungkapkan ada dua ciri manajemen suatu manajer yang buruk. Pertama adalah tidak tercapainya target kerja. Kedua adalah lemahnya semangat juang anggota tim. Oleh sebab itu, seorang manajer yang baik harus memiliki dua sikap di atas.
Hal yang Seharusnya Diperhatikan Manajer
Jika melihat situasi dunia sekarang, semakin ke sini, informasi pun bergulir semakin cepat dari satu negara ke negara lainnya. Hal ini membuktikan kalau dunia semakin terkoneksi.
Melalui situasi ini, seorang manajer harus mampu melihat situasi dan informasi tersebut. Bisa saja, hal itu berdampak pada kinerja tim. “Apa yang terjadi di belahan dunia sebelah sana, berdampak ke kita,” pungkas James.
Pria itu pun menambahkan, “Kalo pun tidak ada pandemic, perang, pasti ada perubahan-perubahan teknologi yang akhirnya mengubah cara kerja kita. Ada produk dan kompetitor baru juga. Kebijakan baru juga.”
Oleh sebab itu, seorang manajer harus bisa berubah dan beradaptasi karena, “Change itu normal dan karena apa pun eksternalnya change, kita yang di dalam harus bisa change. Kita harus bisa adaptasi.”
Baca Juga: Jajanan Sekolah Punya Peluang Datangkan Cuan, Kok Bisa? Ini Alasannya
Selain itu, manajer juga harus bisa membawa mindset optimis terhadap tim. James memberikan contoh, “Bawa dirinya gesit sehingga tim Anda dapat spirit kalo change itu normal. Tapi, kalo seorang manajer merasa change itu menakutkan, getaran itu bisa terasa ke tim Anda.”
Terakhir, jika dalam mencapai tujuan prosesnya tak sesuai strategi, manajer harus berani mengubahnya. Seorang manajer harus berani mencari cara yang baru.
Manajer bisa mengajak tim berdiskusi agar terbangun pula awareness mereka, “Excitement-nya dari team justru harus melihat karena kondisinya berubah, mereka jadi punya gagasan baru.”
James pun memberikan dampak dari manajer yang bersikap seperti itu, “Orang gak keberatan kerja keras, yang penting hatinya happy. Soalnya, kalo hatinya gak happy juga tapi kerjaannya ringan, itu jadi gak enak.”
Dengarkan informasi seputar ide bisnis lainnya hanya melalui siniar Smart Inspiration di Spotfiy. Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya!
Akses sekarang juga siniarnya melalui tautan berikut https://dik.si/smartinspipodcast.