Banjarbaru, Sonora.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan budidaya tanaman kopi.
Setelah menjadikannya sebagai program prioritas, kini Pemprov Kalsel mulai mencari dukungan untuk mengembangkan tanaman tersebut, yakni dengan mengusulkan keberadaan Unit Pembibitan Kopi ke pemerintah pusat.
Tujuannya tak lain adalah untuk memastikan ketersediaan bibit unggul yang bersertifikat, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi tanaman kopi itu sendiri.
“Atas arahan bapak gubernur, kami telah mengusulkan Unit Pembibitan Kopi ke pemerintah pusat melalui Ditjen Perkebunan kementerian Pertanian RI,” ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi di Banjarbaru pada Senin (29/08).
Usulan keberadaan unit pembibitan ini ditegaskanya merupakan bentuk keseriusan pemerintah provinsi dalam melakukan pendampingan bagi petani kopi.
“Kita sangat serius dalam mengembangkan tanaman kopi ini,” tuturnya.
Dengan adanya unit pembibitan kopi, jelas Suparmi, petani dapat mendapatkan bibit berkualitas dengan harga terjangkau.
“Petani focus menanam saja tanpa memikirkan soal bibit,” beber Suparmi.
Ditegaskan Suparmi lagi, pihaknya terus mendorong pengembangan budidaya tanaman kopi dari hulu ke hilir, baik menggunakan stimulus dari pemerintah, maupun anggaran swadaya masyarakat.
Baca Juga: Tawarkan Perbaikan Ekonomi, Program Peningkatan Kualitas Keluarga di Kota Banjarbaru Banyak Peminat
Petani kopi menurutnya dapat memanfaatkan pinjaman dana perbakan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga yang sangat rendah.
“Tapi kalau hanya bergantung kepada anggaran yang disediakan pemerintah ya tidak tidak cukup,” tutur Suparmi.
Di Kalsel sendiri, lanjut Suparmi, ada dua jenis kopi yang cocok untuk ditanam, yaitu robusta dan liberika. Sejauh ini, jenis kopi robusta sudah sangat berhasil dikembangkan, yaitu kopi robusta Pengaron dan Tabalong.
“Robusta Kalsel enak, saya sudah merasakannya,” imbuhnya.
Mengacu pada keberhasilan itu, dalam beberapa tahun ke depan, pihaknya menurut Suparmi produksi kopi Kalsel dapat memenuhi permintaan pasar global, atau tidak hanya sebagai pemasok kopi bagi gerai-gerai yang sangat menjamur di Kalsel.
“Tiga sampai 4 tahun ke depan menuju pasar ekspor,” target Suparmi.
Untuk mencapai target itu, telah dikembangkan tanaman kopi di Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tapin, Tabalong, dan Barito Kuala seluas 2.900 hektar dengan produksi sebesar 1.200 ton biji kering.
“Prokduksi kita terus merangkat naik, kini sudah 1.200 ton biji kering,” pungkasnya.
Baca Juga: Restu H. Isam Jadi Kunci, MRK Beri Sinyal Maju Pilgub Kalsel