Hingga pada suatu ketika, mereka berada pada titik kejenuhan dalam persahabatan sehingga memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya selama 3 bulan. Dalam masa “berpisah” mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun.
Selama waktu 3 bulan, banyak terjadi perubahan dalam diri mereka masing-masing. Hingga mereka memutuskan untuk melepas rasa kangen dengan melakukan reuni. Mereka merayakan pertemuan dengan mendaki gunung Mahameru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Mulai dari sinilah, perjalanan seru mereka dimulai.
Keunggulan Novel:
Keunggulan yang dapat diperoleh dari novel ini adalah mengajarkan arti persahabatan yang harus terpisah demi meraih kesuksesannya, mengajarkan arti kebersamaan dalam menempuh perjalanan dan rintangan yang dirasa semakin mudah.
Selain itu, pembaca dapat turut merasakan perjalanan para tokoh menuju puncak Mahameru dan penasaran apa yang dilakukan setelah tiba disana. Kejadian semacam ini juga mengajak pembaca untuk menjaga keindahan alam Indonesia
Kekurangan Novel:
Memang, akhir cerita yang dibentuk dalam novel 5 cm happy ending. Namun ada yang menggantung dan terasa dipaksakan. Hal ini bisa terlihat dari pembentukan keluarga yang antar sahabat dilengkapi dengan keturunan yang benar-benar mewarisi sifat orang tuanya.
Baca Juga: 6 Contoh Teks Cerita Inspiratif beserta Strukturnya, Materi Kelas 9
Judul Novel: Azab dan Sengsara
Nama Pengarang: Merari Siregar
Penerbit: Penerbit Cahya Lentera 2
Tahun Terbit: Juni 2003
Tebal: 233 halaman
ISBN: 636-737-888-55-0
Sinopsis:
Mariamin sejak kecil sudah bersahabat dengan Aminuddin, bukan hanya karena masih bersaudara melainkan sifat mereka yang hampir sama. Setelah dewasa hubungan tersebut menjadi hubungan cinta. Pada suatu hari Aminuddin harus pergi mencari nafkah ke Delhi.
Tohir (Sutan Baringin), ayah Mariamin anak orang kaya di kampung itu mempunyai sifat manja dan terbawa sampai mati. Ia suka berpekara hingga hartanya habis dan jatuh miskin. Sutan Baringin jatuh sakit hingga akhirnya meninggal. Kini tinggal Nuria (ibu Mariamin) sebagai pencari nafkah bagi kedua anaknya.
Ayah Aminuddin tidak ingin anaknya berjodoh dengan Mariamin, setelah memerhatikan ramalan lukun bahwa Aminuddin akan punya anak laki-laki setelah 2 tahun menikah dengan Mariamin dan meninggal setelah 7 tahun. Akhirnya ia dijodohkan dengan gadis bermarga Siregar.
Setelah setahun Aminuddin menikah, Mariamin pun menikah dengan Kasibun dari Padangsidempuan. Hidup Mariamin semakin sengsara. Tabiat suaminya sangat kasar, suka menyiksa, dan dihinggapi penyakit kotor.
Mereka bercerai, Mariamin pulang ke kampungnya hingga akhirnya meninggal dengan membawa segala kesengsaraan yang dideritanya sejak kecil.
Kelebihan dan Kekurangan: Azab dan Sengsara merupakan cerita pertama yang berisi kritik tak langsung terhadap adat dan kebiasaan buruk kuno yang tidak sesuai dengan kehidupan modern.
Pengarang tidak lagi menggunakan pola sastra lama, tetapi dalam beberapa hal terutama guna penceritaan dan komposisinya masih mengikuti pola lama.
Hal ini mungkin didasarkan pada keadaan masyarakat yang belum sepenuhnya bisa menerima semua perubahan. Pengarang kurang memerhatikan situasi kejiwaan tokoh-tokohnya dan membiasakan para pelaku untuk memberikan nasihat panjang lebar.
Kesimpulan dan Saran: Meskipun cerita tersebut belum sepenuhnya bercorak modern, tetapi telah menjadi karya monumental pada zamannya dan menjadi karya besar yang layak dibaca atau dipelajari isinya.
Bagi masyarakat pembaca terutama siswa, cerita tersebut merupakan alternatif bacaan sastra yang mempunyai nilai tinggi di samping karya-karya populer di pasaran saat ini.
Baca Juga: 3 Contoh Teks Drama Singkat beserta Strukturnya, Lengkap dan Jelas!
Judul Novel : Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990
Kategori : Roman, Teen Literature (TeenLit)
Pengarang Novel : Pidi Baiq
Penerbit Novel : Pastel Books (PT. Mizan Pustaka)
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2014
Cetakan : I
Tebal Buku : 330 halaman
Nomor Edisi : ISBN 978-602-7870-41-3
Sinopsis:
Novel “Dia adalah Dilanku Tahun 1990” merupakan novel yang menyajikan kisah percintaan remaja di tahun 1990-an. Dalam novel ini, pembaca diajak turut merasakan suasana Bandung yang masih asri dan nyaman dengan pepohonannya.
Kisah ini diperankan oleh dua orang tokoh, Milea dan Dilan. Dilan digambarkan sebagai sosok lelaki yang memiliki kepribadian aneh, bergaya serampangan, suka berulah dengan bergabung menjadi anggota geng motor. Walaupun demikian, Dilan selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya. Hal itulah yang membuat Milea penasaran dengan sosok Dilan.
Pembaca terbawa suasana akan curahan hati Milea yang hanyut karena gombalan yang diberikan oleh Dilan. Dilan menyukai sastra sehingga Ia menggunakan cara yang berbeda untuk mengungkapkan cinta kepada Milea.
Keunggulan Novel:
Sebagian besar isi dari novel dibangun dalam bentuk percakapan sehingga memudahkan pembaca yang tidak menyukai kata yang berbelit-belit. Gaya bahasa yang digunakan terkesan santai dengan mengundang tawa.
Kekurangan Novel:
Dikarenakan novel ini dibangun dengan latar belakang 90-an, gurauan dan percakapan yang dibuat berkaitan dengan tahun 1990, membuat pembaca kebingungan atas makna gurauan yang disajikan.
Baca Juga: 11 Contoh Teks Laporan Percobaan Singkat beserta Strukturnya
Judul: Gita Cinta dari SMA
Pengarang: Eddy D. Iskandar
Penerbit: Gaya Favorit Press
Tahun: 1978
Novel pertama karya Eddy D. Iskandar dengan tajuk "Gita Cinta dari SMA" merupakan salah satu karya yang dibuat dengan hati-hati. Berbeda dengan novel-novel Eddy selanjutnya yang lebih nyentrik, pop, dan ‘semau gue’, Gita mampu meninggalkan kesan dalam bagi pembaca karena mengutamakan kelembutan dan kehalusan perasaan.
Banyak hal positif yang dapat disampaikan dari novel ini, terutama tentang anak SMA yang dikisahkan memiliki rutinitas yang tertib, rajin datang ke sekolah, menghormati guru, dan saling menolong.
Sayangnya, novel dengan tema yang lembut atau feminim seperti ini justru tidak lagi muncul di karya Eddy D. Iskandar selanjutnya.
Sumber: Novel Populer indonesia, Jacob S.
Judul: Misteri Burung Merah (Chasing Redbird)
Tahun: 2003
Penulis: Sharon Creech
Jumlah Halaman: 272
Penerbit: Kaifa (Mizan Group)
Harga: 25.000
Setelah berhasil dengan novelnya yang berjudul Perjalanan Dua Purnama, Sharon Creech kembali menulis novel baru berjudul 'Misteri Burung Merah'. Dalam novel ini, Sharon Creech mengombinasikan cerita yang indah antara kasih sayang, humor, dan filosofi sederhana.
Walaupun novel Misteri Burung Merah masuk kategori fiksi misteri, tetapi bahasa yang digunakan terkesan ringan dan mudah untuk dipahami.
Kekuatan novel ini terlihat pada pembentukan karakter tokoh yang optimal, sekaligus penggunaan bahasanya yang sederhana namun padat. Misteri Burung Merah menjadi salah satu novel terjemahan yang patut diacungi jempol karena mampu menggunakan pemilihan kata dalam bahasa Indonesia yang lebih bertele-tele dibandingkan bahasa Inggris.
Baca Juga: 23 Contoh Teks Deskripsi tentang Alam, Materi Kelas 7 atau 1 SMP
Judul Novel: Saksi Mata
Pengarang: Suparto Brata
Penerbit: Penerbit Buku KOMA
Tahun Terbit: Mei 2000
Tebal: x + 434 halaman
ISBN: 111-222-333-44-0
Sinopsis Novel:
Novel ini menceritakan kisah Kuntara, seorang pelajar sekolah rakyat Mohangakko yang hidup di Surabaya ketika zaman penjajahan Jepang. Suatu ketika, Kuntara tidak sengaja memergoki buliknya Raden Ajeng Rumsai alias Bulik Rum tengah berduaan di sebuah bunker perlindungan, belakangan baru diketahui oleh Kuntara bahwa Wiradad adalah suami sah Bulik Rum.
Hal ini membuat hati Kuntara berkecamuk. Ia heran dengan apa yang dilakukan oleh Bulik Rum yang selama ini selalu dihormatinya. Namun dia bisa mengerti jika ternyata Bulik Rum yang cantik menyembunyikan sejuta kisah yang tidak bakal disangka-sangka.
Bulik Rum merupakan pegawai dari tuan Ichiro Nishizumi. Sebenarnya, ia sudah menikah dengan Wiradad, naun tuan Ichiro tidak peduli dan tetap memboyongnya ke Surabaya. Wiradad dan ayah Bulik Rum tidak bisa mencegah keinginan Ichiro Nishizawa yang berkuasa. Namun Wiradad tidak mau menyerah sehingga ia menyusul Bulik Rum ke Surabaya.
Ketika Wiradad akan bertemu Bulik Rum, Okada yang gelap mata mengambil samurai kecilnya hingga Bulik Rum meninggal di bunker perlindungan. Okada yang selama ini sangat dihormati Kuntara rupanya memiliki tabiat yang tidak berbeda dengan tuan Ichiro.
Keunggulan: Tokoh utama seorang anak kecil membuat novel ini menarik. Sebab, tokoh tersebut memiliki perspektif tentan dunia yang unik dan berbeda jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kita sebagai pembaca bisa membayangkan posisi Kuntara yang masih kecil namun sudah menanggapi berbagai peristiwa yang berat.
Kekurangan: Kekurangan novel ini terletak pada halamannya yang terlalu tebal karena penjabaran cerita yang panjang dan rinci. Sehingga pembaca bisa merasa bosan atau mengantuk.
Baca Juga: 6 Contoh Teks Tanggapan Singkat beserta Strukturnya, Materi Kelas 9