Sonora.ID - Berikut ini kita akan mengulas seputar mitos yang menyebut bahwa orang Sunda tak boleh nikahi orang Jawa karena bisa membuat rumah tangga tak bahagia selamanya.
Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia menyimpan banyak sekali mitos yang masih dipercayai oleh banyak orang.
Salah satu mitos yang cukup banyak didengar adalah larangan orang Sunda yang tak boleh menikah dengan orang Jawa.
Sampai saat ini bahkan mitos tersebut masih dipercayai oleh sebagian orang.
Tak jarang, beberapa pasangan harus membatalkan pernikahannya hanya karena tetua atau sesepuh dalam keluarga tidak bisa meresetui hubungan antar suku Sunda dan Jawa itu.
Konon disebutkan kalau orang Sunda dan Jawa yang nekat menikah maka bahtera rumah tangganya tak akan menemukan kebahagiaan.
Mereka akan banyak diterpa masalah dan berujung pada kegagalan rumah tangga.
Baca Juga: 4 Hewan Surgawi Menurut Feng Shui, Jadi Perisai agar Terhindar dari Kemunduran
Lantas apakah hal tersebut benar?
Sejatinya larangan suku Sunda dan Jawa menikah hanya mitos belaka.
Pasalnya banyak pasangan dari suku Jawa dan Sunda yang tetap bisa hidup bahagia dan langgeng.
Salah satu publik figur terkenal dan mematahkan mitos tersebut adalah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Keduanya merupakan contoh kecil pasangan yang memiliki darah suku Sunda dan Jawa.
Rafii Ahmad memiliki keturunan suku Sunda dan Nagita Slavina memiliki keturunan suku Jawa.
Pernikahan keduanya sampai saat ini masih diselimuti dengan kebahagiaan dan rezeki yang amat meluas.
Penyebab mitos ini berkembang di masyarakat
Meski mitos ini sudah melegenda sekali, tak bisa dipungkiri kalau beberapa anak muda saat ini masih membicarakan mitos larangan orang Sunda menikah dengan orang Jawa.
Berdasarkan historinya, mitos ini muncul setelah tragedi Perang Bubat yang terjadi di tahun 1357 Masehi atau abad ke-14.
Perang Bubat terjadi pada masa Majapahit yang saat itu diperintah oleh Hayam Wuruk.
Kala itu sang raja berniat untuk mempersunting Dyah Pitaloka Citraresmi, putri Kerajaan Padjajaran.
Baca Juga: Arti Bulu Mata Jatuh Sebelah Kanan dan Kiri Menurut Primbon Jawa
Hayam Wuruk merasa jatuh cinta kepada putri tersebut setelah melihat lukisan seorang seniman bernama Sungging Prabangkara.
Kemudian Kerajaan Majapahit lantas mengirim surat lamaran pada Maharaja Linggabuana.
Disebutkan kalau rombongan Kerajaan Pajajaran kemudian berangkat ke Kerajaan Majapahit dan diterima di Pesanggrahan Bubat.
Namun sayang, Gajah Mada yang saat itu menjabat sebagai mahapatih berniat menyerang mereka.
Penyerangan ini dilakukan untuk memenuhi Sumpah Palapa dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara.
Akibat dari serangan tersebut, Kerajaan Sunda yang hanya diiringi oleh sedikit prajurit tumbang.
Semua anggota keluarga Dyah Pitaloka meninggal.
Karena tak kuasa menahan kesedihan yang ada, Dyah Pitaloka pun tidak ingin menikah dengan Hayam Wuruk dan malah bunuh diri.
Dengan tewasnya anggota keluarga Kerajaan Pajajaran, Pangeran Niskalawantu Kancana yang ditinggal di istana kemudian diangkat jadi penerus tahta Kerajaan Padjajaran.
Peristiwa itu pun merusak hubungan kedua kerajaan, yakni Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Padjajaran.
Kerjaan Padjajaran yang saat itu dipimpin oleh Niskalawantu langsung menegaskan untuk melarang penduduknya menikah dengan orang dari luar kerajaan.
Baca Juga: Larangan Anak Pertama Menikah dengan Anak Ketiga Menurut Primbon Jawa, Begini Mitosnya!
Sebagian masyarakatnya menafsirkan aturan ini sebagai larangan untuk tidak menikah dengan orang dari kerajaan Majapahit atau orang Jawa.
Hingga kini, sentimen tersebut pun masih ada.
Bahkan, kalau kamu perhatikan, kamu tidaka akan pernah menemukan nama jalan 'Gajah Mada atau 'Majapahit' di provinsi Jawa Barat.
Itulah seputar mitos orang Sunda tak boleh menikah orang Jawa. Apakah kamu termasuk sosok yang percaya dengan mitos ini?