Banjarmasin, Sonora.ID - Warga komplek AMD Permai, Banjarmasin Utara mengeluhkan distribusi air bersih yang tak lancar.
Bukan tanpa sebab, sudah bertahun-tahun lamanya warga setempat hanya bisa menikmati air bersih pada tengah malam.
Sedangkan pada waktu normal, warga terpaksa harus menggunakan mesin pompa air, agar air bersih bisa mengalir.
Jika alasan PT. Air Minum Bandarmasih (Perseroda) karena tekanan air tidak sampai, lokasi komplek AMD Permai sendiri padahal masih berada di tengah kota.
Baca Juga: Pihak Kontraktor Bertanggung Jawab Penuh Terhadap Kecelakaan pada Galian Air Bersih Pekanbaru
"Di tempat kami kalau mau pakai air bersih harus menyalakan mesin pompa. Karena leding jalan cuma jam sekitar 22.00 WITA," ucap Sari, Warga Blok B.8, saat ditemui Smart FM Banjarmasin di kediaman, Rabu (07/9).
Ia menyampaikan, alih-alih memperbaiki pelayanan, PT. Air Minum Bandarmasih (Perseroda) justru malah menaikkan tarif pelanggan.
Sebagaimana diketahui, tarif air pelanggan PT. Air Minum Bandarmasih resmai naik 10 persen, terhitung sejak 1 September 2022.
"Dulu tagihan cuma sekitar Rp200 ribu. Sekarang sudah mencapai Rp500 ribu per bulan. Belum tau nanti setelah kenaikan 10 persen ini. Seandainya pelayanan air bersih lancar tidak masalah. Tapi nyatanya, gini-gini saja, tarifnya terus naik," cecar wanita 33 tahun itu.
Dengan kondisi itu, warga AMD Permai menurut Sari tidak hanya dibebani tarif leding yang mahal.
Tapi juga biaya tambahan biaya listrik, karena mengoperasikan mesin pompa air.
Baca Juga: Hari Ini, PDAM Tirta Musi Hentikan Sementara Aliran Air Ke Unit KM 4
"Dalam sehari bisa sampai 10 kali menyalakan mesin. Untuk mandi, cucian dan lainnya. Bayangkan saja, berapa tambahan beban listrik yang dikeluarkan tiap bulannya," tandasnya.
Sari juga mengungkapkan, bahwa dirinya memang belum pernah melaporkan kondisi ini secara khusus kepada pihak PT. Air Minum Bandarmasih.
Namun, warga tetap minta kepada PT Air Minum Bandarmasih agar keluhan mereka selama bertahun-tahun itu bisa ditindaklanjuti.
"Kalau beramai-ramai belum pernah melapor. Tapi saya pribadi dulu pernah menanyakan kenapa tarifnya kok makin mahal. Jawabnya karena masuk kategori komplek perumahan," tutup Sari.
Baca Juga: Minim Kebutuhan Dasar, Kecamatan Tanjung Harapan Terancam Krisis Pangan