Kondisi ini merupakan peralihan atau proses berkembangnya tubuh sang anak menuju dewasa.
Pubertas juga dapat dilihat dari perubahan suara sang anak hingga tumbuhnya jerawat.
Pada umumnya, tanda-tanda kondisi ini bisa terjadi akibat mimpi basah. Namun tahukah Anda, ternyata ada beberapa ciri pubertas selain dari mimpi basah. Dilansir dari Kompas.com, berikut informasinya :
Baca Juga: Si Jago Seks! 5 Shio Ini Paling Nafsuan Bikin Suasana di Ranjang Makin Hot
Pubertas anak laki-laki
Pubertas pada anak dimulai ketika hipotalamus -bagian otak- anak memproduksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Hipotalamus kemudian mengirimkan GnRH ke bagian lain dari otak yang disebut kelenjar pituitari.
Dari situ, GnRH merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan dua hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Keduanya lantas berjalan ke ovarium dan testis sehingga memicu organ ini untuk melepaskan estrogen dan testosteron.
Hormon itulah yang menyebabkan tanda pubertas dimulai, termasuk pada anak laki-laki.
Masa pubertas biasanya dimulai antara usia 9-14 tahun dan anak laki-laki pubertas sekitar 2 tahun lebih lambat ketimbang anak perempuan.
Baca Juga: Ini Penyebab Menstruasi Pada Remaja Wanita Datang Lebih Awal
Tahapan dan tanda anak laki-laki pubertas
Anak laki-laki yang memasuki pubertas akan melalui sejumlah tahap. Supaya lebih jelas, simak yang berikut ini.
1. Tahap 1
Tahap ini disebut sebagai prapubertas. Anak laki-laki belum mengalami perubahan yang terlihat ketika pubertas.
2. Tahap 2
Di sini perubahan fisik pada anak laki-laki akan dimulai. Anak laki-laki memasuki tahap ketua pada usia 9-14 tahun.
Tahap 2 biasanya dibarengi dengan sejumlah tanda, seperti :
-Perkembangan genital, seperti pertumbuhan testis dan skrotum
-Pertumbuhan rambut jarang di sekitar penis dan di bawah lengan
-Peningkatan tinggi badan, biasanya sekitar 5-6 centimeter yang dapat menyebabkan rasa sakit saat tumbuh.
3. Tahap 3
Terjadi perubahan fisik pada anak laki-laki secara cepat antara usia 10-16 tahun.
Biasanya anak laki-laki akan mengalami :
-Penis dan testis berkembang secara berkelanjutan. Ini memungkinkan mimpi basah atau ejakulasi ketika malam hari terjadi
-Rambut kemaluan yang gelap dan kasar berbentuk segitiga di area kemaluan
-Peningkatan tinggi badan secara berkelanjutan antara 5-7,5 centimeter setiap tahun
-Lebih banyak berkeringat yang menyebabkan bau badan
-Perubahan suara
-Peningkatan massa otot.
-Pada tahap ketiga ini terjadi pembesaran kelenjar payudara anak laki-laki yang disebut ginekomastia.
Ginekomastia dapat dialami sekitar 50 persen anak laki-laki pada usia 11-15 tahun dan biasanya masa ini berakhir ketika pubertas selesai.
4. Tahap 4
Anak laki-laki yang masuk tanda keempat artinya mereka sudah mencapai pubertas penuh.
Pada usia 11-16 tahun, anak laki-laki akan mengalami :
-Ukuran penis membesar dan penggelapan kulit skrotum dan testis.
-Tonjolan merah di testis yang disebut rugae akan berkembang
-Terjadi pertumbuhan rambut tubuh hingga dewasa. Dan, rambut kemaluan tetap berbentuk segitiga kasar
-Pertumbuhan puncak rata-rata mencapai 10,15 centimeter per tahun
-Muncul jerawat.
-Suara pecah sebelum memasuki tahap pria.
5. Tahap 5
Pubertas anak laki-laki berakhir pada tahap kelima yang ditandai dengan selesainya pertumbuhan dan perkembangan fisik.
Di sini, rambut kemaluan dapat memanjang hingga ke paha dan beberapa di antaranya tumbuh hungga ke pusar.
Sebagian anak laki-laki selesai pubertas pada usia 17 tahun tetapi tidak menutup kemungkinan baru berakhir di usia 20 tahun.
Orangtua juga perlu mengetahui bahwa anak laki-laki bisa mengalami pergolakan emosional.
Peningkatan testosteron ditambah dengan tekanan sosial dapat menyebabkan perilaku murung, ledakan emosi dan perselisihan keluarga.
Emosi yang tidak tertangani bisa menyebabkan anak laki-laki menarik diri, tidak melakukan hal-hal yang disukai, bahkan mengisolasi diri.
Pubertas anak laki-laki terlalu dini atau terlambat
Ada kemungkinan anak laki-laki mengalami pubertas lebih dini atau sebelum usia 9 tahun.
Jika terjadi, orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter karena pubertas yang terlalu dini bisa disebabkan oleh:
-Kelenjar pituitari mengaktifkan hormon terlalu dini
-Hipotiroidisme, kelenjar tiroid yang kurang aktif
-Tumor pada kelenjar adrenal atau di tempat lain.
Anak yang pubertas terlalu dini bisa mendapat resep dari ahli endokrinologi untuk menghambar pubertas sampai waktunya tiba.
Sementara itu, jika anak laki-laki pubertas terlambat atau baru mulai setelah usia 14 tahun, orangtua lagi-lagi memerlukan bantuan dokter.
Dalam hal ini, kelainan hormon atau endokrin bisa menunda pubertas. Maka dari itu, konsultasi dengan dokter diperlukan.
Baca Juga: Wanita Juga Bisa Alami Mimpi Basah, Ternyata Ini Penyebab Utamanya