Polly lalu membawa surat ke ruangan Muchdi. Setelah beberapa hari, Polly bilang pada Budi Santoso 'Pak, saya mendapat tugas dari Mr Muchdi Purwopranjono untuk membunuh Munir.
Surat kemudian ditandatangani dan disimpan dalam amplop BIN dengan nomor R-451/VII/2004. yang kemudian langsung diberikan Polly pada Indra Setiawan, Presiden Direktur PT Garuda Indonesia Airways. Polly akhirnya ditugaskan sebagai corporate security seperti yang diminta.
Baca Juga: CATAT! Ini Daftar Tarif Ojol Terbaru yang Berlaku Pada 11 September Pukul 00.00 WIB
Selanjutnya, Polly menelepon telefon Munir. Yang diangkat oleh Suciwati (Istri Munir) untuk bertanya kapan Munir akan pergi. Suci menjawab kalau suaminya akan pergi pada Senin, 6 September 2022 di Garuda Boeing 747.400 Penerbangan GA-974.
Polly juga mengatur agar bisa bergabung dengan penerbangan sebagai kru tambahan. Polly seharusnya menjadi pilot utama penerbangan ke Peking, China dari 5 September -9 September 2004.
Jadi, pada penerbangan Senin, Polly bisa menerbangkan pesawat bersama Munir yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 23.32 WIB, setelah terbang sekitar 120 menit, pesawat mendarat di Bandara Changi Singapura.
Polly yang sudah bertemu dengan Munir, membawa korban ke Coffee Bean melalui Gerbang 42. Munir menunggu Polly yang memesankan dua minuman, yang mana satunya sudah dimasukkan racun arsenik untuk korban. Munir menghabiskan minum yang diberikan Polly kepadanya.
Selanjutnya, Munir kembali ke pesawat untuk melanjutkan penerbangan. Sementara Polly kembali ke Jakarta. Selasa, pukul 10.47 siang, Polly menghubungi Budi Santoso dan menyatakan 'Menemukan Ikan Besar di Singapura'.
Catatan: Ikan Besar (Big Fish) merupakan idiom Bahasa Inggris yang berarti Orang penting, sukses, atau berpengaruh (bisa jadi dalam hal ini adalah) Munir.
Sementara itu, Munir meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di atas langit Rumania di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda. Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 miligram racun arsenik. Ada proses pengadilan dalam kasus ini. Namun, tabir misteri tidak pernah terungkap dengan jelas."
Baca Juga: Pimpinan Ponpes Gontor Ucap 'Bukan Urusan Saya' saat Ditanya Kematian Santrinya
Selanjutnya, Bjorka juga menceritakan proses pengadilan dari para tersangka yang diduga melakukan pembunuhan terhadap Munir.
"Putusan hakim terhadap terdakwa Muchdi pada Rabu, 31 Desember 2008, jauh dari tuntutan jaksa 15 tahun penjara. "Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan merencanakan pembunuhan Munir, sesuai dakwaan jaksa," kata Ketua Majelis Hakim Suharto.
Tiga orang yang pernah duduk di kursi penjara atas tuduhan melakukan pembunuhan Munir menghirup udara bebas. Indra Setiawan, mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia yang divonis majelis hakim karena ikut membuat surat palsu, telah dibebaskan setelah menjalani satu tahun penjara. Pollycarpus, yang dituduh sebagai algojo pembunuhan Munir, dibebaskan pada 28 September 2014. Sementara itu, Muchdi bahkan dibebaskan dari tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap aktivis tersebut."
Bjorka juga bahkan menyebut nama Ketua BIN saat itu AM Hendropriyono serta Presiden Indonesia yang menjabat, Megawati Soekarnoputri.
"Tak lupa AM Hendropriyono menjabat sebagai Ketua BIN, dan Megawati menjabat sebagai Presiden. Jadi tidak mungkin seorang deputi bisa bertindak sendiri."