Dalam perjalanan pulang, sudah amat tak sabar aku memberikan seporsi rendang itu pada istriku. Namun, tak jauh dari warung, aku melihat banyak orang berkerumun. Mereka berdiri seperti membentuk lingkaran di pinggir jalan raya, memandangi seseorang yang sedang tergeletak.
Dari apa yang kulihat, kusimpulkan bahwa saat itu baru saja terjadi sebuah kecelakaan maut. Orang beramai-ramai mendatangi kerumunan dan banyak darah tercecer di jalan raya. Maka, guna menghapus rasa penasaran, aku pun ikut mendekatinya. Dan, betapa kagetnya.
Setelah kulihat korban kecelakaan yang sedang dikerumuni banyak orang itu, kulihat wajah perempuan pelayan warung nasi padang tadi. Mukanya penuh dengan darah, dengan wajah yang hampir separuhnya hancur, namun masih bisa kukenali: ia masih memakai pakaian yang sama.
Namun, anehnya, kecelakaan itu terasa tak masuk akal karena ketika aku keluar dari warung, si perempuan cantik tak terlihat hendak pergi ke mana-mana. Lebih-lebih lagi, dari informasi salah seorang di tempat kejadian, perempuan itu datang dari arah yang berlawanan dari warung.
Maka aku lalu mendapat kesimpulan mengerikan: kemungkinan besar, pelayan yang aku lihat tadi bukanlah seorang manusia. Kepucatan wajah yang aku lihat ketika hendak membayar di kasir adalah petunjuk bahwa ia adalah setan gentayangan, dan, sebagai bukti, di depanku sekarang kulihat perempuan itu telah mati dalam sebuah kecelakaan maut.
Melihat kejadian itu dengan pikiran yang melebar ke mana-mana, seluruh badanku merinding. Karena penasaran, kulihat kembali nasi rendang yang hendak kuberikan pada istriku. Dan melihatnya, aku hampir pingsan.
Tak lagi dalam bentuk sebagaimana seharusnya sebuah bungkus makanan, nasi padang itu telah dikerumuni oleh banyak sekali belatung. Dan, yang lebih mengagetkan lagi, uang kembalian yang kudapat dari si pelayan tadi telah berubah menjadi daun.
Dari semua petunjuk itu, kusimpulkan bahwa warung makan padang yang amat enak itu memakai pesugihan. Kematian perempuan itu ialah tumbal atas perilaku sang pemilik warung yang biadab.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.