Kedua, pertumbuhan segmen UMKM yang mana BNI akan memperkuat pertumbuhan bisnis UMKM berorientasi ekspor, serta diaspora yang berada di luar negeri melalui program BNI Xpora dan pengembangan ekosistem dan solusi digital yang tepat bagi UMKM.
Ketiga, pertumbuhan bisnis segmen konsumer yang akan datang dari strategi cross selling dengan nasabah segmen korporasi dan UMKM.
BNI akan fokus mengoptimalkan peluang bisnis seperti kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit tanpa agunan (KTA) dari pemilik bisnis maupun pegawai nasabah wholesale banking.
Novita menekankan BNI berkomitmen untuk memastikan target RoE ini dapat dicapai mulai dengan tahun ini.
Terlebih, kinerja perseroan hingga semester kedua 2022 masih on track untuk merealisasikan pencapaian laba tertinggi dalam sejarah perseroan.
“Kami melihat ada korelasi yang kuat antara tingkat ROE dengan valuasi saham dari parameter Price-to-Book Value. Maka, harapannya valuasi saham BNI ke depan akan terus meningkat dan memberikan return yang optimal bagi pemegang saham,” sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Novita menyampaikan susunan pengurus perseroan yang baru, hasil dari RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan 31 Agustus 2022, akan menjadi motor pendorong kinerja yang solid.
“Dengan susunan kepengurusan perseroan yang ada saat ini, kinerja BNI diharapkan semakin solid dan dapat tumbuh lebih optimal,” imbuhnya.
Baca Juga: PTPN Group Raih Laba RP 3,86 Trilyun dI Tengah Fluktuasi Harga Komoditas Dunia
BBNI Terus Diapresiasi
Novita menyampaikan hasil positif dari kinerja keuangan tersebut, terefleksi pada kinerja saham perseroan yang semakin meningkat.
Harga saham BBNI pada 30 Juni 2022 ditutup pada harga Rp 7.850 atau meningkat 69,5% dibanding setahun sebelumnya, jauh di atas indeks blue chip LQ45 yang tumbuh hanya sebesar 17,4% year-on-year.
Price to Book Value (PBV) berhasil naik menjadi 1,16 kali di akhir Juni 2022. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan peers yang rata-rata PBV telah berada di 1,8 kali, maka posisi ini sangat atraktif untuk investasi. Kapitalisasi pasar Perseroan pun meningkat menjadi Rp 146,4 triliun dibandingkan akhir Juni tahun lalu yang sebesar Rp 86,3 triliun.
Posisi hingga pertengahan paruh kedua tahun ini juga masih sangat menarik. Per akhir Agustus harga BBNI ditutup Rp 8.525 atau meningkat 60,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Kami berharap, apresiasi ini masih tetap berlanjut hingga akhir tahun seiring dengan kinerja kami yang terus tumbuh solid yang akan terus mampu memberi banyak nilai pertumbuhan yang baik bagi investor,” jelasnya mengakhiri.
(*Kilas Pemberitaan)
Baca Juga: 34 Bocoran Line UP BNI Java Jazz Festival 2022, Gak Cuma Ada PJ Morton!