Sonora.ID - Kehidupan pernikahan membuat kita harus mengubah beberapa hal. Misalnya, dari yang awalnya melakukan segalanya sendiri, kini harus meminta persetujuan terlebih dahulu dengan pasangan.
Itu sebabnya, diperlukan persiapan yang matang untuk memulai kehidupan rumah tangga karena hidup ‘saya’ telah berubah menjadi ‘kita’.
Hal ini juga diungkapkan oleh dr. Dharmawan A. Purnama, PhD. Psychiatrist, Psikiater dan Founder Smart Mind Center Consulting, dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Life after Me: We”.
“Bahwa kamu bukan lagi seorang diri, melainkan kamu sudah jadi suami atau istri seseorang,” tegasnya.
Adanya Tambahan Role
Ia juga menambahkan kalau sudah menikah, tanggung jawab yang diemban pun akan terus bertambah. Setelah menjadi suami-istri, ada pula masa menjadi ayah dan ibu untuk anak-anak.
Agar tetap berjalan dengan baik, kita harus siap terhadap segala perubahan peran itu. Bahkan, penting juga tahu cara menyeimbangkan dan membedakan peran-peran itu.
Baca Juga: Mari Belajar Mengambil Keputusan dari Pak Sising Sang Singa!
“Bagaimana kita menyelaraskan, bagaimana kita bersama-sama dengan pasangan kita menjadi bekerja sama dan membawa arah tujuan secara bersama. Gak bisa sendiri-sendiri lagi, saya mau ini, itu,” pungkas dr. Dharmawan.
Itu sebabnya, penting untuk mengkomunikasikan, menginformasikan, dan meminta persetujuan kepada pasangan karena kita sudah hidup bersama. “Karena kita bukan seorang diri lagi, melainkan kita adalah dua yang jadi satu,” tegasnya.
Dharmawan pun menambahkan, “Oleh sebab itu, saling pengertian, empati, harus berjalan dengan baik. Jadi, harus ada kolaborasi yang baik.”
Menjaga Pernikahan yang Baik
Menurut dr. Dharmawan, suatu pernikahan bisa membuat kesehatan mental memburuk dan jauh lebih baik. Ini disebabkan adanya companionship dan partnership yang kerap dicari manusia.
Dharmawan memberikan beberapa ciri pernikahan yang baik, “Kita bisa saling men-support, membantu, saling menutupi kekurangan kita dengan memberikan kelebihan kita pada pasangan kita.”
“Oleh sebab itu, pernikahan yang sehat sebetulnya akan sangat membantu kesehatan mental. Sedangkan pernikahan yang tidak dipersiapkan; “sakit” itu juga akan membawa potensi pada gangguan kesehatan mental.”
Untuk menjaganya, diperlukan usaha yang tak mudah. Kita pasti sering mengalami lika-liku yang menggoyahkan rumah tangga.
Baca Juga: Jangan Abai, Ternyata Ini Pentingnya Komunikasi dalam Suatu Hubungan
Sering kali, lika-liku itu terjadi karena karena pandangan dua keluarga yang berbeda. Itu sebabnya, sebagai yang berada di dalamnya, kita dan pasangan harus sepakat kalau yang menjalani pernikahan itu hanya dua orang itu saja.
“Jadi, dua kepala ini yang dalam berdebat harus tetap dingin dan rasional,” tambahnya.
Hal lain yang harus diingat dan diterapkan adalah menjadi pendengar aktif dan asertif. Jika menghadapi suatu masalah, hindari pikiran negatif yang bersifat men-judge pasangan.
“Apabila mau menikah, artinya transformasi dari hidup sendiri ke bersama. Lalu kembangkan skill untuk kolaborasi bersama, buka diri, lalu bisa berempati. Kemudian, lakukan persiapan yang sungguh-sungguh dalam segala hal.”
Dengarkan informasi lainnya seputar hubungan percintaan dan kehidupan lainnya hanya melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify. Di sana, ada banyak pula informasi seputar kesehatan mental untuk menunjang kehidupan sosial, romansa, dan kariermu!
Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://dik.si/anjiw_lifeafter.