Tapi, meski begitu, Pak Parjo tetap menerima tawaran itu. Ia memang sudah benar-benar kehilangan akal.
Beberapa bulan setelah Pak Parjo mulai rutin beritual, toko sepedanya makin banyak didatangi pembeli.
Seperti tersihir, mereka berkata bahwa sepeda dari Pak Parjo punya kualitas yang lebih bagus dibandingkan toko lain. Padahal, mereka tak tahu bahwa sepeda-sepeda itu hanyalah rongsokan yang diperbaiki kembali.
Suatu hari, di tengah omzet bisnisnya yang kian memuncak, warga digemparkan oleh kabar serombongan sepeda yang mengalami kecelakaan.
Mereka semua mati di tempat, ditabrak oleh sebuah truk pengangkut barang berukuran besar. Adapun korban kecelakaan tersebut adalah keluarga Pak Darma, salah seorang pejabat kaya raya yang tinggal tak jauh dari toko sepeda milik Pak Parjo.
Beberapa minggu yang lalu, mengetahui banyak orang kini keranjingan bersepeda, Pak Darma beserta istri berinisiatif mendatangi toko Pak Parjo. Di sana, ia memborong lima sepeda sekaligus, membelikannya untuk ia sendiri, sang istri, dan ketiga orang anaknya.
Mengetahui bahwa kelimanya langsung mati di tempat kecelakaan, tubuh Pak Parjo keringat dingin. Pasalnya, kelima sepeda tersebut memang dibeli dari tokonya beberapa waktu lalu. Ia kaget bukan kepalang.
Maka, semenjak kejadian itu, Pak Parjo paham maksud pernyataan temannya beberapa waktu lalu: toko sepedanya memang membutuhkan tumbal.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: MENGERIKAN! Ini Kisah Pesugihan Seorang yang Diincar Jadi Tumbal Tukang Bakso