Sonora.ID - Simak kisah soal kejamnya seorang pemilik toko sepeda berpesugihan yang tega menumbalkan pembelinya sendiri.
Apa yang bisa dilakukan uang? Di masa sekarang, ia bisa hampir mengatasi segalanya. Maka, pedoman hidup semacam itu yang amat dipegang oleh, sebut saja, Pak Parjo.
Tak pernah sekalipun mempunyai pekerjaan tepat lantaran mudahnya ia bosan dan perasaannya yang kurang terhadap hidup, pada akhirnya, belum lama ini ia telah mantap menancapkan nasibnya pada satu hal: berjualan sepeda.
Urusan olahraga itu kini memang sedang naik-naiknya. Tak peduli dengan virus yang setiap saat bisa menyerang tubuh dengan penyakit, orang-orang keluar rumah, beramai-ramai, berolahraga menaiki sepeda mereka. Potensi bisnis itulah yang dengan cermat dilihat oleh Pak Parjo.
Belum lama ini, Pak Parjo membuka toko sepeda kecil-kecilan di depan rumahnya. Pada awalnya, ia mencari rongsokan kerangka sepeda yang tak lagi dipakai, membeli lalu memperbaikinya, lantas dijual kembali kepada pelanggan.
Hal itu, selain dilakoni Pak Parjo karena ia memang punya kemampuan dalam dunia perbengkelan, juga karena modalnya terlalu kecil untuk menyetok sepeda-sepeda baru. Maka, dilatarbelakangi harapannya untuk beruntung, Pak Parjo memulai usaha itu.
Mula-mula, Pak Parjo memang mendapat beberapa pelanggan yang datang ke toko. Penghasilannya dalam sehari cukup, lah, untuk membiayai makannya dan keluarga.
Namun, seiring berjalannya waktu, toko-toko sepeda baru mulai bermunculan. Mayoritas pemiliknya adalah pendatang baru dengan modal yang besar, sehingga jika berbicara soal persaingan, toko milik Pak Parjo tentu tak ada apa-apanya.
Maka, dilatarbelakangi hal itu, Pak Parjo pun mulai dirundung kekecewaan. Toko sepeda yang ia bangun dan dianggap akan mampu menghidupi keluarganya, ternyata hanya bisa beroperasi selama beberapa bulan saja. Bahkan, di titik itu, ia hampir saja bangkrut.
Baca Juga: Bikin Ketar-Ketir! Ini Kisah Mahasiswa yang Hampir Jadi Tumbal Pesugihan Ibu Kos
“Kalau sudah seperti ini, Bapak harus gimana, Bu?” Ucap Pak Parjo kepada istrinya, bertanya.
“Bapak harus cari cara untuk mendapat banyak uang. Keperluan kita makin banyak hari ke hari.” Jawab Bu Parjo.
Mendengar pernyataan istrinya itu, Pak Parjo lantas memutar otak. Ia tak mau menjalani hidup yang serba terbatas semacam itu dalam waktu yang lama, dan dalam situasi tersebut, satu-satunya yang bisa mengatasi semua masalah memanglah hanya uang.
Berawal dari perasaan itu, Pak Parjo lantas mencari cara untuk menjadi kaya secara instan. Diingatnya salah seorang temannya yang dekat dengan dunia hitam. Dan selanjutnya, ia pun lantas mendatangi orang itu, meminta bantuan kepadanya untuk melakukan ritual pesugihan.
*
“Akan ada beberapa pembeli sepedamu yang akan mati di jalan raya. Mereka akan kecelakaan.” Kata orang itu pada Pak Parjo.
“Maksudnya?”
“Pesugihan ini membutuhkan tumbal.” Jelas orang itu singkat.
Mendengar pernyataan temannya, Pak Parjo merinding sekujur tubuh. Ia memang ingin kaya raya. Namun, jika kekayaan yang ia maksud ternyata harus mengambil nyawa beberapa orang, Pak Parjo tentu belum berpikiran untuk sampai ke sana.
Baca Juga: Sukmanya Melayang, Ini Kisah Pesugihan Gagal yang Membuat Pelakunya Hilang ke Alam Gaib!
Tapi, meski begitu, Pak Parjo tetap menerima tawaran itu. Ia memang sudah benar-benar kehilangan akal.
Beberapa bulan setelah Pak Parjo mulai rutin beritual, toko sepedanya makin banyak didatangi pembeli.
Seperti tersihir, mereka berkata bahwa sepeda dari Pak Parjo punya kualitas yang lebih bagus dibandingkan toko lain. Padahal, mereka tak tahu bahwa sepeda-sepeda itu hanyalah rongsokan yang diperbaiki kembali.
Suatu hari, di tengah omzet bisnisnya yang kian memuncak, warga digemparkan oleh kabar serombongan sepeda yang mengalami kecelakaan.
Mereka semua mati di tempat, ditabrak oleh sebuah truk pengangkut barang berukuran besar. Adapun korban kecelakaan tersebut adalah keluarga Pak Darma, salah seorang pejabat kaya raya yang tinggal tak jauh dari toko sepeda milik Pak Parjo.
Beberapa minggu yang lalu, mengetahui banyak orang kini keranjingan bersepeda, Pak Darma beserta istri berinisiatif mendatangi toko Pak Parjo. Di sana, ia memborong lima sepeda sekaligus, membelikannya untuk ia sendiri, sang istri, dan ketiga orang anaknya.
Mengetahui bahwa kelimanya langsung mati di tempat kecelakaan, tubuh Pak Parjo keringat dingin. Pasalnya, kelima sepeda tersebut memang dibeli dari tokonya beberapa waktu lalu. Ia kaget bukan kepalang.
Maka, semenjak kejadian itu, Pak Parjo paham maksud pernyataan temannya beberapa waktu lalu: toko sepedanya memang membutuhkan tumbal.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: MENGERIKAN! Ini Kisah Pesugihan Seorang yang Diincar Jadi Tumbal Tukang Bakso