Dan, benar, akhirnya tiba malam ketika Pak Wahid berniat untuk mengintip Parto ketika berada di beringin itu.
Awal mulanya, Parto seperti biasa hanya berteriak-teriak di tengah malam. Namun, ketika mengikuti langkahnya, Pak Wahid akhirnya sampai di dekat beringin itu.
Sesampainya di beringin, masih sambil bernyanyi, Pak Wahid melihat Parto yang langsung kencing. Sambil kencing, ia masih terus bernyanyi. Bahkan, lama kelamaan, Pak Wahid mendengar apa yang keluar dari mulut Parto lebih mirip dengan serapalan mantra.
Setelah menunggu satu menit, lima menit, hingga sepuluh menit, amat anehnya, Pak Wahid melihat Parto tak kunjung berhenti kencing.
Manusia mana yang bisa kencing bahkan lebih dari lima menit? Maka, Pak Wahid menduga, yang dilakukan Parto di beringin itu bukanlah hal biasa-biasa saja.
Hal itu pun lantas mendorong Pak Wahid untuk merapalkan beberapa doa dan amalan guna mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Singkatnya, Pak Wahid saat itu mengeluarkan ilmu kebatinannya.
Dan, benar saja, sesaat setelah Pak Wahid berhasil melakukannya, ia mendengar sebuah suara gaib yang amat kencang, merespon apa yang dilakukan Parto di beringin itu.
“Semakin banyak kencingmu… semakin banyak uang yang akan aku kasih. Hahahaha…”
Dengan mata batinnya, Pak Wahid mengerti apa yang sebenarnya terjadi di beringin itu. Ia paham, bahwa selama ini, yang dilakukan Parto bukanlah sesuatu biasa.
Baca Juga: Pesugihan Tukang Gali Kubur yang Terungkap oleh Keberadaan Jenazah Tokoh Agama
Setiap malam datang, suaranya yang terdengar seperti bernyanyi dan berteriak-teriak sebenarnya adalah serapalan mantra yang diucap Parto untuk mendapat pesugihan. Pantas saja, batin Pak Wahid, kekayaan Pak Parmin seperti tak ada habis-habisnya.
Di beringin itu pula, Pak Wahid mendapati ada sebuah makhluk gaib yang amat besar, mirip dengan genderuwo, berdiri tak jauh dari tempat Parto kencing.
Genderuwo itu terlihat amat senang melihat Parto yang terus mengeluarkan air kencing. Pak Wahid menduga, air kencing itulah yang menjadi salah satu persembahan bagi genderuwo untuk memberikan Parto dan keluarganya pesugihan.
Melihat semua itu, Pak Wahid tentu berpikir untuk mengatakannya pada para penduduk. Tapi, tetap saja, ia masih kebingungan bagaimana caranya menyebarkan kenyataan dan perilaku jahat seseorang yang menjadi anggota keluarga paling disegani di desanya.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian hanyalah kebetulan belaka.
Baca Juga: Bikin Ketar-Ketir! Ini Kisah Mahasiswa yang Hampir Jadi Tumbal Pesugihan Ibu Kos