Sonora.ID - Simak kisah sukses Hendy Setiono berikut ini, konglomerat pemilik Kebab Baba Rafi yang gerobagnya telah tersebar di berbagai kota di dunia.
Di umur yang masih terbilang muda, Hendy Setiono telah sukses menjalankan bisnisnya. Bisnis yang ia geluti pun tak terlalu akrab di telinga orang Indonesia. Namun, itu tak membuatnya berkecil hati. Telah sejak September 2003, Hendy mulai membangun sebuah bisnis kuliner miliknya sendiri, yakni Kebab Turki Baba Rafi.
Lantaran kebab bukanlah makanan yang akrab dengan lidah orang Indonesia, perjuangan Hendy dalam memulai bisnisnya tentu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Hal yang pasti, ia harus membuat makanan itu menarik minat dan membuat konsumen penasaran. Tak cukup sampai di situ, pemuda kelahiran Surabaya pada Maret 1983 itu juga harus berurusan soal cita rasa, sesuatu yang tak sederhana sama sekali.
Adapun perjuangan Hendy melakukan hal-hal itu terbukti berhasil. Hingga saat ini, setidaknya 1300 outlet Kebab Turki Baba Rafi miliknya telah tersebar di puluhan kota di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Kisah Hendy berawal pada Mei 2003, ketika ia mengunjungi ayahnya yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar.
Selama berada di negara yang baru saja sukses melaksanakan Asian Games itu, Hendy banyak menemui kedai kebab yang dijual oleh warga setempat.
Sebagai makanan khas Timur Tengah, Hendy ternyata mendapati kebab sebagai makanan yang lezat.
Meskipun tergolong asing bagi lidahnya sebagai orang Indonesia, selama di Qatar, Hendy lantas ketagihan membeli kebab. Berawal dari peristiwa itu, terbesit pada diri Hendy pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia.
Baca Juga: 8 Seleb Ini Pernah Dipecat Sebelum Mereka Menjadi Orang Sukses
Setibanya di Indonesia, Hendy lantas menemui Hasan Baraja, koleganya yang cukup menggeluti dunia kuliner. Saat itu, keduanya melakukan trial dan error guna menemukan komposisi rasa dan ukuran kebab yang diminati orang Indonesia.
Belakangan, Hendy mengerti bahwa kebab rasa kapulaga dan ukuran kebab Qatar yang terlalu besar tidak terlalu disukai konsumen. Di titik ini, Hendy dan Hasan terus berusaha menemukan ramuan itu.
September 2003, Hendy menuntaskan pencariannya akan tipe kebab yang disukai konsumen. Ia lalu memutuskan drop out kuliah di tahun kedua dan mulai berjualan gerobak di salah satu pojok Jalan Nginden Semolo, Surabaya.
Bagi Hendy, membangun gerobak cenderung lebih praktis dan tak membutuhkan modal yang besar. Usahanya itu ia namai Kebab Turki Baba Rafi. Ia mengambil nama itu dari nama anak sulungnya, Rafi Darmawan. Adapun soal Turki, belakangan Hendy ketahui bahwa kebab terenak yang ia ketahui berasal dari Istanbul, Turki.
Dari gerobak itu, usaha kebab Hendy berkembang terus. Menjadi makanan yang tergolong asing, lewat gerobak kecil yang Hendy ada pojok jalan itu, Hendy mulai mengakrabkan kebab pada lidah orang Indonesia. Selera masyarakat pun terbentuk.
Hanya dalam waktu 3-4 tahun, Hendy berhasil mengembangkan usahanya dalam bentuk yang berbeda sama sekali.
Memasuki tahun ketiga pendirian usahanya, Kebab Turki Baba Rafi telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yakni di Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, bahkan hingga luar negeri. TV BBC London dan Majalah Business Week International bahkan pernah meliput usahanya.
Saat ini, Kebab Turki Baba Rafi merupakan sebuah jaringan waralaba kebab terbesar dengan ribuan outlet yang tersebar di seluruh dunia. Tentu, usaha Hendy dalam mendapatkan pencapaian itu memerlukan perjuangan yang tak gampang.
Demikian kisah hidup Hendy Setiono sebagaimana di atas. Semoga menginspirasi.