Setelah kami berdua meminjamkan barang yang diinginkan Agus, beberapa hari kemudian kedua barang tersebut dikembalikan ke kami. Namun bukan hanya wajan dan piring saja yang diberikan kepada kami.
Baca Juga: Bikin Ketar-Ketir! Ini Kisah Mahasiswa yang Hampir Jadi Tumbal Pesugihan Ibu Kos
Melainkan juga terdapat satu karung beras yang masing-masing diberikan ke rumah kami. Ketika kami bertanya ke Agus kenapa memberikan beras ini, ia menjawab bahwa ini adalah bentuk ucapan terimakasih dari orang tuanya karena telah membantunya berjualan.
***
Setelah kami berdua menerima beras dari Agus tersebut, sehari setelahnya aku dan Agis mengalami kejadian yang aneh.
Kami berdua secara bersamaan selalu mengalami kesialan, seperti aku yang selalu jatuh naik motor dan Agis yang tiba-tiba jatuh dari tangga.
Peristiwa yang membahayakan seperti itu tidak berlangsung sekali saja, namun berlangsung berkali-kali dan membuat kami berdua berfikir dan bertanya-tanya.
Lantas aku dan Agis bertemu untuk saling menceritakan kisah kami berdua yang mengalami kesialan pasca diberikan beras oleh sahabat kami Agus.
Setelah kami berdua menyadari jika pengalaman sial ini terjadi setelah Agus memberikan beras itu, maka kami berdua memutuskan untuk membuang beras pemberiaan Agus dan menjauhi Agus beberapa hari saja.
Baca Juga: Mengerikan! Ini Kisah Yanto yang Hampir Tewas Karena Curi Tali Pocong untuk Pesugihan
Telah kami sepakat melakukannya itu dan beberapa hari setelahnya, kami mendengar kabar bahwa adik Agus meninggal dunia dan tidak ada yang tau apa penyebabnya.
Namun anehnya, selama prosesi pemakaman hingga pengajian itu, orang tua Agus seperti tidak bersedih sama sekali dengan kematian anaknya. Bahkan, untuk ukuran orang kaya saja, mereka tidak ingin mengeluarkan duit banyak untuk menjamu tamu yang sedang mengaji.
Setelah menghadiri doa kematian adik dari Agus tersebut, tiba-tiba kami berdua diberhentikan oleh sosok kakek tua yang mengenakan jubah putih.
Kakek tersebut mengatakan bahwa, kedua orang tua Agus dan Agus sendiri telah menggunakan ilmu pesugihan untuk melariskan warung pecel lele miliknya.
Salah satu syaratnya adalah dengan memberikan tumbal kepada iblis yang mereka puja. Mangkannya Agus memberikan tumbal pertamanya berupa nyawa kami berdua, tak heran jika beberapa hari setelah beras itu diberikan kepada kami berdua, banyak sekali kejadian aneh dan membahayakan yang menimpah kita.
Namun setelah kami membuang beras itu dan berusaha menjauhi Agus, orang tuanya dan Agus sendiri tidak tahu akan memberikan tumbal nyawa siapa lagi dan akhirnya dengan terpaksa mereka menumbalkan anak dan adik Agus itu untuk menjadi korban keduanya.
NB: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau cerita, itu adalah suatu kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan.