Produk batiknya ada beragam, mulai dari printing, tulis, cap dan kombinasi tulis.
Baca Juga: Wacana Batik Solo Trans Di Surakarta Berbayar, Imbas Dari Naiknya Harga BBM
"Pemasaran tidak hanya di Sragen saja, di kota-kota besar, ke Jakarta, Surabaya, Yogyakarta.Namun, belum go internasional, baru pasar lokal saja " terangnya.
Produk Batik Windasari ada beragam, mulai dari printing, tulis, cap dan kombinasi tulis, dengan mempertahankan pakem khas Jawa dengan warna cokelat alamnya.
"Ciri khasnya warga alamnya, pakai warna asli, warna cokelat, sama motifnya pakem khas Jawa. Motifnya Sidomukti, tumurun, dan trumtum, memang sengaja mempertahankan pakem lama sampai sekarang " jelasnya.
"Kalau untuk pemasaran tidak hanya di Sragen saja, di kota-kota besar, ke Jakarta, Surabaya, Yogyakarta.Namun, belum go internasional, baru pasar lokal saja " tambahnya.
Karena itulah, Batik Windasari dipilih istana negara untuk dijadikan suvenir yang sudah dilakukan sejak sebelum pandemi covid-19.
Aswanda mengungkapkan Batik Windasari menjadi langganan istana negara untuk acara souvenir. Dalam sekali pesan, pihak istana biasanya order hingga ribuan buah,
"Ordernya tergantung kegiatan, paling 5.000, nanti tambah lagi 1.000, 2.000, nggak mesti tergantung kegiatannya, biasanya pesan yang jenis kombinasi tulis," kata Aswanda.
Satu helai kain batiknya dibanderol mulai Rp 90.000, untuk jenis kombinasi dibanderol sekitar Rp 200.000, dan batik tulis sekitar Rp 1,5 juta-Rp 3 juta.
Baca Juga: Mahasiswa Baru UNS Pecahkan Rekor Dunia, Warnai Batik Di Atas Kain 3.300 Meter