Sonora.ID - Berikut adalah kisah terungkapnya pesugihan penjual bakso di bulan Rabiul Awal.
Sebagai wanita saleh, Windy dibesarkan di keluarga yang cukup religius, dan alhasil, ibadah-ibadah sunnah pun telah biasa ia lakukan.
Keluarganya memang dikenal masyarakat sekitar sebagai keluarga yang agamis. Ayahnya, meskipun hanya seorang kuli bangunan, kerap diminta mengisi pengajian di berbagai acara yang diadakan oleh penduduk dusun.
Sementara Windy yang merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga itu, telah sejak kecil disekolahkan di pondok pesantren. Hidup mereka sederhana, namun tenang lantaran dekat dengan agama dan Tuhan.
Di tengah kesederhanaan itu, pada suatu sore ketika ayah Windy kembali dari pekerjaannya, ia membawa pulang gaji. Meskipun jumlahnya tak banyak, ayah Windy begitu mensyukuri hasil itu.
Maka sebagai wujud rasa syukur, ia mengajak istrinya dan Windy untuk berbuka di sebuah warung bakso, tak jauh dari rumahnya. Kebetulan, ketiganya hari itu sedang berpuasa.
Berangkatlah Windy, ibu, dan ayahnya itu hanya dengan berjalan kaki ke sana. Warung bakso itu, yang dimiliki oleh Pak Mamat, memang dikenal penduduk sekitar punya cita rasa yang enak.
Bangunan warung pun tergolong mewah, dan lantaran bisa berbuka puasa sekeluarga pada hari itu di sana, hati Windy benar-benar dipenuhi rasa syukur. Kali itu ialah kali pertama bagi mereka.
Ketiganya sampai di sana menjelang magrib. Dan sebagai keluarga agamis, ketika azan berkumandang, mereka tak tergesa-gesa untuk berbuka.
Baca Juga: Kisah Pesugihan Seorang Ibu yang Kehilangan Kandungan Akibat Siluman Ular