Malahan, ayah Windy yang saat itu telah membatalkan puasa dengan es teh yang ia pesan, menanyakan tempat di mana ia bisa mendirikan salat magrib terlebih dahulu kepada Pak Mamat.
Tak disangka, Pak Mamat justru menjawab pertanyaan itu dengan ketus.
“Di sini, orang tak terbiasa salat. Tidak ada tempat untuk melakukannya.” Kata Pak Mamat.
Maka, mendengar jawaban itu, ayah Windy dirundung kekecewaan. Ia tak tahu-menahu alasan di balik jawaban Pak Mamat yang ketus itu.
Alhasil, ia dan Windy juga istrinya terpaksa berbuka terlebih dahulu dan salat magrib ketika ketiganya sampai di rumah. Tak berselang lama, maka bakso pun datang.
“Bismillahirahmanirahim…” Ucap Windy sebelum memakan bakso itu. Namun, sebelum mulai makan, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal.
Selain dilatarbelakangi oleh jawaban ketus Pak Mamat ketika ditanyai di mana ayahnya bisa salat magrib, rasa mengganjal dirasakan Windy lantaran bakso yang akan ia makan itu amat berbau aneh.
Baunya ialah seperti pakaian kotor yang tak dicuci dalam waktu yang lama. Padahal, bakso itu dikenal enak oleh penduduk. Warungnya juga selalu ramai.
Maka, dilatarbelakangi rasa yang mengganjal itu, Windy tetap memaksakan diri untuk memakannya. Lagipula, ia juga sudah lapar lantaran telah berpuasa seharian.
Baca Juga: MENYEDIHKAN! Ini Kisah Pesugihan yang Rela Tumbalkan Teman Sendiri Demi Harta Kekayaan dan Jabatan