Namun, siapa sangka, hanya sesaat setelah memakan suapan pertama, Windy langsung memuntahkannya. Perutnya yang telah kelaparan karena berpuasa tak bisa menerima bakso itu. Para pengunjung warung pun menengok ke arah Windy dalam sekejap.
Lantaran dirasanya mengganggu orang lain, ayah Windy lantas langsung menuntaskan makanannya, membayar, dan mengajak anak dan istrinya pulang. Dalam perjalanan, Windy berbisik kepada ayahnya.
“Ada yang salah dengan bakso itu.” Kata Windy.
Beberapa minggu setelah kunjungan Windy dan keluarganya itu, orang-orang dikejutkan dengan kabar bahwa Pak Mamat telah ditangkap polisi.
Ia dipersalahkan lantaran tertangkap basah meletakkan sebuah celana dalam ke dalam panci baksonya. Perilaku licik itu tertangkap mata oleh salah satu pengunjung yang sedang makan di sana.
Perihal celana dalam itu, Windy sebenarnya telah mengetahuinya dari bau tak enak yang ia rasakan dari bakso itu, beberapa waktu lalu. Sebenarnya di saat itu pula, Windy telah curiga bahwa Pak Mamat telah memakai pesugihan untuk warung baksonya.
Maka wajar saja, dari pesugihan itu, warung milik Pak Mamat selalu didatangi pengunjung. Ia jadi juragan bakso yang kaya raya.
Namun, di balik itu semua, Windy yang merupakan seorang wanita saleh telah mengetahui kelicikan Pak Mamat lantaran jiwanya yang suci dengan rajin beribadah. Berkat rajin beribadah rabiul awal, Windy bisa merasakan apa yang orang biasa lainnya tak bisa rasakan.
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: Kisah Pesugihan Joki Skripsi yang Dibunuh Jenglot Pesugihan Miliknya Sendiri