Selain asosiasi awal mereka dengan setan, kucing juga menjadi terkait erat dengan penyihir di Eropa abad pertengahan.
Meskipun gereja Kristen awal di Eropa hidup berdampingan dengan penyihir, ketika gereja memperoleh kekuasaan, penyihir dianggap sebagai pesaing langsung mereka.
Saat itulah gereja mulai berburu, menganiaya, menyiksa, dan membunuh penyihir dalam jumlah besar.
Baca Juga: TERUNGKAP! Ternyata Ini Alasan Kucing Menatap Kita Terlalu Lama
Penyihir menghormati alam, memiliki rasa hormat yang dalam terhadap tumbuhan dan hewan. Oleh karena itulah, kasih sayang antara manusia dan hewan mulai dianggap jahat.
Selama abad Pertengahan, tidak jarang kucing dibunuh, mengingat hubungan mereka dengan kejahatan.
Beberapa orang bahkan sampai menyalahkan kucing karena menyebarkan penyakit pes, dan menggunakannya sebagai alasan lain untuk menyingkirkan mereka.
Tapi, pembunuhan kucing malah membantu memicu penyebaran wabah.
Berkurangnya jumlah kucing untuk mengendalikan populasi hewan pengerat, membyat penyakit menyebar dengan cepat.
Tapi mengapa hitam? Ada yang bilang warna hitam pada kucing identik dengan penyihir, kegelapan, dan "sukar dilihat di malam hari".
Yang Hitam yang Dimuliakan
Gagasan bahwa kucing hitam adalah nasib buruk tidak universal. Beberapa budaya percaya bahwa kucing hitam membawa keberuntungan.
Kemiripan mereka dengan dewi kucing Bastet membuat mereka dihormati di Mesir kuno. Di negara lain, seperti Skotlandia dan Jepang, kucing hitam dikenal mewakili kemakmuran.
Jadi, kucing hitam dipandang sebagai makhluk yang baik hati atau kekuatan gaib yang jahat sepenuhnya didasarkan pada pengetahuan yang mungkin dianut seseorang.