Sonora.ID - Simak kisah warnet berpesugihan yang dijaga oleh kuntilanak berikut ini.
Hari semakin malam. Namun, ruangan dingin ber-AC ini tak kunjung sepi dari teriakan anak-anak yang sedang asyik-asyiknya menatap layar. Terhitung dari pukul empat sore tadi, aku telah duduk di kursi ini selama hampir tujuh jam.
Bermain game memanglah kesenanganku. Lantaran hobi yang sejatinya cuma membuang-buang waktu itu, setiap harinya, uang saku yang diberikan ibu hanya kuhabiskan dengan pergi ke warnet.
Desa tempatku tinggal memanglah tempat yang sederhana. Tak ada pilihan muluk soal kesenangan yang juga tak semua anak menyukainya itu. Di desaku, hanya ada satu-satunya warnet tempat aku dan teman-teman biasa bermain, dan itu ialah milik Pak Salman.
Hampir setiap hari, bersama teman-temanku, kudatangi warnet itu. Kami patungan untuk bisa bermain game di sana selama beberapa jam. Dan setelah mata kami pusing karena menatap layar terlalu lama, barulah kami akan pulang ke rumah masing-masing.
*
“Jadi kamu beneran mau nraktir kami?”
“Iya… Aku kan hari ini ulang tahun.”
Djoni sedang berulang tahun. Dan untuk merayakan kegembiraan di hari bagusnya itu, ia berniat membayari kami bermain di warnet. Maka, di malam itu, kami berencana akan bermain game hingga subuh. Warnet Pak Salman memang buka 24 jam setiap hari.