“Kenapa kamu balik ke sini lagi? Katanya mau pulang?” Tanya salah seorang temanku.
“Loh, memang sekarang jam berapa?” Tanya kawanku yang lain.
Aku lalu menjawab, “Kalian sudah enggak pulang seharian.”
Mendengar jawaban itu, kusadari bahwa mereka sejatinya telah lupa waktu. Namun, kelupaan itu bukan hanya lantaran mereka terlalu asyik dalam dunia game. Akan tetapi, itu berurusan dengan hal yang amat mengerikan: dan kengerian itu terjawab sesaat setelah aku memalingkan mata dari komputer-komputer warnet yang berjejer.
Memandangku dengan wajah yang amat mengerikan, gigi ompong, dan bibir yang meringis, seekor kuntilanak tampak terbang mendekat ke tempat aku berdiri.
Melihatnya, aku berlari sekencang-kencangnya sambil berteriak: pada saat itu pula aku memutuskan untuk kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, bapakku merangkulku. Itu membuatku penasaran tentang apa yang terjadi.
Baca Juga: Kisah Pesugihan: Seorang Pria yang Mencari Calon Istri untuk Dijadikan Tumbal Pesugihan
“Untung kamu langsung pulang. Kamu pasti baru saja melihat sesuatu?”
Aku hanya mengangguk kecil. Belakangan ku tahu, kepergianku ke warnet itu ialah selama hampir selama tiga jam, dan itu tentu tak masuk akal: aku hanya merasa berada di sana selama belasan menit.
“Pak Salman ternyata memakai pesugihan di warnetnya. Di sana, berjaga seekor kuntilanak. Kuntilanak itu membuat teman-temanmu lupa waktu.” Jelas ayah. Badanku merinding. “Untung kamu selamat,” tambahnya.
“Lalu sekarang, apa yang harus kita lakukan?”
“Para warga sedang menghubungi Kyai Johar untuk menolong mereka.”
Nb: Tulisan ini hanyalah fiksi. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan belaka.
Baca Juga: Kisah Pesugihan Juragan Toko Kelontong yang Tega Menumbalkan Istrinya Sendiri