"Kami menganggapnya biasa-biasa saja. Padahal semestinya, jembatan ini bisa memberikan keuntungan. Sebaliknya, akses titian jadi semakin rusak," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Widodo. Menurutnya, sejak jembatan Antasan Bromo dibuat, jalan titian itu kian rusak.
"Tak pernah sekalipun ada bantuan dari pemerintah. Khususnya terkait perbaikan titian ini," tekannya.
"Kalau ukur mengukur titian, itu sering terjadi. Tapi nyatanya tak ada perbaikan. Jangankan perbaikan, sosialisasinya pun tak ada," tambahnya.
Baca Juga: Rekor! Ribuan Siswa di Banjarmasin Kenakan Sasirangan Dipuncak Harjad
"Harapan saya, kalau bisa tolonglah titian ini diperbaiki agar warga bisa dengan nyaman melintas. Supaya sama-sama nyaman," harapnya lagi.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin, Afrizaldi berjanji dalam waktu dekat akan segera memanggil instansi terkait, dalam hal pembahasan anggaran.
Ia menegaskan, akan mengusulkan perbaikan jalan titian di Pulau Bromo dalam skala prioritas.
"Akan kita lihat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang diusulkan kepada DPRD. Kalau memang ada beberapa yang urgent tapi tidak masuk RKA, maka akan kita bongkar RKA itu. Karena saya yakin ada hal-hal yang urgent justru tidak masuk," tuntasnya.
Sekedar diketahui, Pulau Bromo sendiri berada di delta Sungai Barito. Di pulau itu, setidaknya terdiri dari empat Rukun Tetangga (RT).
Keempat RT tersebut yakni RT 4, RT 5, RT 6, dan RT 7, dengan total jumlah penduduk lebih dari 1.000 jiwa dan panjang jalan titian sekitar 1 kilometer lebih.