Sonora.ID - Pendidikan seksual adalah hal penting yang harus diajarkan orangtua kepada anaknya. Sayangnya, pendidikan seksual masih dianggap tabu oleh masyarakat.
Padahal, seiring bertambahnya kasus kekerasan seksual yang menimpa anak dapat bermula dari kurangnya pendidikan seks. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan pendidikan seks agar bisa memproteksi anak dari kasus tersebut.
Bahkan, Aiman Witjaksono, Jurnalis Kompas TV, dalam sinarnya bertajuk “Pentingnya Pendidikan Seksual kepada Anak” mengungkapkan, “Pendidikan seksual menjadi pokok penting; sering dianggap tabu, tapi bisa fatal bila hanya diam dan dihindari.”
Aiman juga menambahkan, “Kejadian ini bisa dimitigasi dengan pendidikan seksual yang baik dari lingkungan terdekatnya, yaitu ayah dan ibunya.”
Tujuh Komponen Pendidikan Seksual
Menurut Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), ada tujuh komponen pendidikan seksual, yaitu gender, kesehatan reproduksi dan HIV, hak seksual dan hak asasi manusia, kepuasan, kekerasan, keragaman, dan hubungan manusia.
Adapun gender mencakup perbedaan gender dan seks hingga persepsi maskulinitas dan femininitas dalam keluarga dan perkembangannya dalam hidup. Kesehatan reproduksi mencakup siklus kehidupan, aborsi, hingga pencegahan HIV.
Hak seksual berisi batasan sosial, budaya, dan etik dalam hak kesehatan seksual dan reproduksi. Sementara itu, kepuasan mencakup pemahaman bahwa seks seharusnya menyenangkan dan tidak terpaksa dan bahwa seks itu lebih dari sekedar hubungan seksual.
Baca Juga: Ini Dia Gejala Gangguan Kesehatan Mental yang Harus Kamu Waspadai
Kekerasan berisi hubungan seksual nonkonsensual dan pemahaman bahwa hubungan non-konsensual tidak dapat diterima, bela diri, hingga memahami dinamika korban dan pelaku.
Keragaman mencakup sikap positif dalam memandang keragaman, mengembangkan nilai kesetaraan, hingga mengenal diskriminasi. Hubungan manusia berisi dinamika kuasa hingga hubungan yang sehat dan yang tidak sehat.
Mengajarkan Anak Peduli terhadap Tubuhnya
Aiman pun menjelaskan bahwa ia berpegang teguh pada pengetahuan saat mengajarkan anak perihal pentingnya pendidikan seksual. Ia menekankan pada anaknya soal bagian tubuh mana yang dianggap sakral.
“Bagian tubuh mana yang tidak boleh terbuka. Bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Bahkan oleh orang terdekatnya sekalipun,” tambahnya.
Selain itu, anak juga perlu tahu perubahan apa yang bisa terjadi pada tubuhnya apalagi saat masa pubertas. Selain itu, perlu tahu juga apa efeknya jika ada orang lain yang menyentuh bagian tubuhnya.
Terkadang pula anak Aiman bertanya bagaimana mereka dibentuk. Di sini, ia harus menjelaskan dengan informasi sains dan kitab suci. Ia menambahkan, “Dan anak berhak tahu, bukan dengan cara yang kotor. Semua bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.”
Baca Juga: Bikin Nostalgia, Ini Dia 4 Hantu yang Paling Populer di Sekolah
“Ada beberapa hal tabu untuk disampaikan, tapi bukan berarti tidak boleh disampaikan. Hanya cara penyampaiannya yang berbeda,” ungkapnya.
Menerangkan Kasus Kekerasan Seksual dan Mitigasinya
Bekerja menangani beragam kasus membuat anak Aiman kerap bertanya. Begitu pula dengan kasus kekerasan seksual. Meski begitu, Aiman pun tak ragu untuk menjawab pertanyaan sang anak.
Sebab, menurutnya, ini adalah salah satu upaya untuk mengedukasi. Hal ini dilakukannya agar, “Anak mengerti batasan-batasan ketika ia bergaul dengan temannya atau orang yang lebih tua dan muda. Bukan hanya dari satu sisi saja.”
“Jangan lupa juga karena kita bukan hanya bicara tentang hari ini, esok, atau lusa, tapi juga masa depan dan peradaban bangsa,” ungkapnya sembari menutup siniar.
Dengarkan kasus-kasus menarik lainnya yang diliput oleh Aiman Witjaksono hanya melalui siniar miliknya di Spotify. Kalian bisa mengunjungi tautan https://spoti.fi/3r9TGsT jika ingin mengakses episode lengkapnya.
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya!
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.