Lantas, Pukulan Apa yang Diperbolehkan?
Phebe menuturkan kalau orangtua bisa menggunakan tepukan ringan untuk mengajarkan anak agar ia tidak melakukan tindakan berbahaya dan merugikan orang lain. Namun, sebaiknya metode ini dilakukan hingga anak berusia enam tahun.
Menurut penuturan Phebe, hal ini bahkan bisa berdampak positif, “Justru berpotensi memiliki sifat positif lebih baik dalam hal akademis. Mereka lebih bersemangat belajar untuk mengejar cita-citanya.”
Akan tetapi, tindakan ini juga harus diiringi dengan kata-kata positif dan penjelasan terkait kesalahan anak. Hal ini dilakukan agar anak paham perilaku mana yang bisa ditoleransi dan tidak.
Namun, sebaiknya, orangtua juga tak terlalu sering menggunakan metode pukulan ringan. Akan lebih baik jika orangtua menegur atau menasihati terlebih dahulu.
Baca Juga: Bikin Ngeri! Inflasi Sebabkan Semakin Merosotnya Harga Properti
Selain itu, penting juga bagi orangtua agar, “Jangan menginterupsi saat anak sedang menceritakan masalahnya.”
Bagaimana Jika Anak Sering Dipukul?
Sebagai anak, kita juga berhak berbicara jika tak nyaman parenting dengan metode pukulan. Apalagi, kalau pukulan itu menyiksa dan menimbulkan luka.
Kita bisa menyampaikan kalau tak nyaman dengan hal itu. Jika masih takut, kita bisa melaporkannya ke kerabat atau tetangga terdekat agar segera diberi bantuan. Sebab, orangtua yang terlampau kasar bisa membahayakan mental anak.
Dengarkan informasi seputar kesehatan mental lainnya hanya melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify. Di sana, ada banyak pula informasi dan kisah seputar kesehatan mental untuk menunjang kehidupan sosial, romansa, dan kariermu!
Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://spoti.fi/3LOJP5c.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.