Sonora.ID - Kalimat denotasi dan konotasi kini tentu bukanlah hal yang asing lagi. Kedua jenis kalimat ini nyatanya kerap kita gunakan dalam berinteraksi sehari-hari.
Berdasarkan KBBI V, denotasi merujuk pada kata atau kelompok kata yang dituturkan secara lugas atau memiliki arti yang sebenarnya.
Sebaliknya, konotasi memiliki arti berupa kata yang memiliki makna lain atau mempunyai makna kias.
Selain dari segi pengertiannya yang sudah berbeda, kalimat denotasi dan konotasi ini juga memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Mengutip dari laman Kompas.com, berikut ini beberapa ciri denotasi dan konotasi yang memudahkan kita untuk membedakannya.
Ciri-Ciri Denotasi dan Konotasi
1. Ciri-Ciri Denotasi
Ciri-ciri kata atau kalimat denotasi di antaranya sebagai berikut.
Makna kata apa adanya.
Makna menunjukkan langsung pada makna acuan dasarnya.
Sementara itu, berikut ini beberapa ciri kata atau kalimat yang menandakan bahwa kata atau kalimat tersebut masuk dalam jenis konotasi.
Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau negatif. Namun, kata tersebut juga dapat tidak bernilai rasa atau berkonotasi netral.
Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lain lantaran sesuai dengan pandangan hidup serta norma yang berlaku.
Oleh sebab itu, makna konotasi ini dapat berubah dari waktu ke waktu.
Contoh Kalimat Denotasi dan Konotasi
Untuk memudahkan pemahaman Anda mengenai perbedaan kedua jenis kalimat ini berikut beberapa contoh kalimat denotasi dan konotasi yang dapat Anda jadikan sebagai referensi.
1. Contoh Kalimat Denotasi
Cuaca siang ini sangatlah panas. (panas: suhu udara yang tinggi dan membuat gerah).
Rina memiliki suara yang merdu. (merdu: suara yang baik dan sedap didengar).
Perahu itu tenggelam usai diserang topan. (tenggelam: masuk terbenam ke dalam air).
Para pedagang itu mulai berdagang sejak dini hari. (dini: pagi sekali).
Tangan adik terbakar saat bermain api. (bermain api: melakukan aktivitas permainan dengan api).