Sonora.ID - Kemajuan teknologi yang cukup pesat banyak sekali memberikan keuntungan pada kita sebagai manusia. Akses komunikasi semakin luas dan tanpa adanya batasan jarak dan ruang.
Komunikasi dapat kita jalankan dengan siapa pun dan dari belahan bumi mana pun. Dengan begitu, tentunya bakal memicu kontak bahasa yang diakibatkan oleh komunikasi antar orang yang berlainan bahasanya.
Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi lambat laun bakal terancam karena adanya kontak bahasa tersebut.
Tidak bisa dipungkiri kalau masyarakat Indonesia juga bagian dari dunia sehingga bakal ikut terdampak dengan adanya globalisasi, baik secara budaya, pemikiran bahkan sampai bahasa.
Selain itu juga, dengan adanya internet banyak menimbulkan kosakata-kosakata baru yang sebelumnya belum pernah ada pada bahasa Indonesia.
Baca Juga: Apa Itu Gratifikasi? Praktisi Hukum: Tidak Sama dengan Korupsi
Sehingga bahasa Indonesia harus dengan sigap menghadapi penyesuain baru tersebut. Misalnya kata online dan offline yang muncul ketika adanya internet, kemudian bahasa Indonesia harus menciptakan kosakata baru agar bahasa Indonesia juga kaya akan pilihan kata dan bukan malah menggunakan kosakata asing.
Maka dari hal tersebut timbullah kata daring dan luring sebagai padanan kata online dan offline.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Indonesia haruslah terus dipertahankan, agar tak mudah luluh diterpa globalisasi dan perkembangan teknologi.
Secara garis besar pemertahanan bahasa dapat diartikan sebagai sebuah keputusan untuk tetap melanjutkan penggunaan bahasa secara kolektif oleh sebuah kelompok tutur yang telah menggunakan bahasa itu sebelumnya.
Pemertahanan bahasa merupakan kebalikan dari pergeseran bahasa, yaitu di mana sebuah kelompok memutuskan untuk mengganti bahasa yang telah ada atau yang telah digunakan sebelumnya.
Pemertahanan bahasa Indonesia merupakan upaya menjaga salah satu nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung pada bahasa Indonesia.
Maka dari itu perlu kita pertahankan sejak dini, terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Jika anak-anak kehilangan bahasa asli mereka, maka akan melunturkan budaya dan karakter mereka sebagai bangsa Indonesia.
Karena dalam sebuah bahasa bukan hanya mengandung alat komunikasi saja, melainkan banyak terkandung nilai murni dan luhur dari semangat masa lampau. Selain itu juga, bahasa sebagai alat interaksi juga berperan penting sebagai pembentuk karakter dan kebudayaan suatu bangsa.
Semakin cinta dan bangga pada bahasa Indonesia, maka secara tidak langsung bisa dibilang ikut andil dalam mempertahankan keutuhan negara. Karena bahasa Indonesia menduduki posisi yang strategis dan sentral dalam memeprsatukan keberagaman negara Indonesia.
Kalau dipehatikan sekarang ini pada era globalisasi, dengan semakin mudahnya informasi yang bisa kita peroleh, tak terkecuali informasi terkait kebudayaan-kebudayaan negara lain.
Baca Juga: Retno Marsudi: Hutang Gerakan Non Blok di PBB, Kemerdekaan Palestina
Bisa menjadikan ancaman secara langsung pada bahasa Indonesia dan secara tidak sadar bakal berdampak pada jati diri bangsa. Melihat pentingnya bahasa sebagai penyangga budaya suatu bangsa, oleh karena itu sudah menjadi keharusan bagi semua warga negara untuk ikut mempertahankan bahasa Indonesia.
Sebab bahasa dan budaya menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan erat kaitannya. Bahasa bakal membentuk karakter masyarakat dan kebudayaan masyarakat dapat tercermin dalam menggunakan bahasa.
Jadi, pada dasarnya pemertahanan bahasa bertujuan untuk mempertahankan budaya yang berfungsi sebagai identitas kelompok atau sebuah bangsa, untuk mempermudah saling kenal antaranggota bangsa dan untuk mengikat rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air. Lain halnya ketika sebuah bangsa tidak mampu mempertahankan bahasanya dan malah lebih massif menggunakan bahasa negara lain, maka hal tersebut sudah mengarah pada pergeseran bahasa dan bakal secara langsung mengancam keutuhan bangsa.
Hal sederhana yakni dengan menumbuhkan kesadaran untuk bangga menggunakan bahasa Indonesia sejak dini. Hal tersebut merupakan cara yang paling efektif untuk mengembangkan dan menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia. Hal kedua yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman bahasa Indonesia, mulai dari tata bahasa, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan kalau perlu mempelajari dari segi sejarah. Selanjutnya, pemerintah harus lebih massif lagi dalam menyosialisasikan bahasa Indonesia kepada masyarakat agar mereka lebih memahami bahasa negaranya sendiri ketimbang bahasa negara lain.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang telah dilakukan di beberapa jenjang Pendidikan sudah sangat bagus, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Khususnya untuk di daerah-daerah yang masih kental dalam menggunakan bahasa daerah, tujuannya agar masyarakat mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik saat dalam ranah acara formal. Agar mereka juga paham kapan harus menggunakan bahasa daerah dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan bahasa Indonesia.
Mari bersama-sama kita saling bersinergi untuk mempertahankan bahasa Indonesia di tengah globalisasi yang semakin banyak mengancam. Sudah menjadi kewaijaban kita bersama, menjaga bahasa Indonesia sama artinya menjaga jati diri bangsa.