“Hal yang mendesak adalah revisi UU Migas untuk segera dibuat dalam rangka melindungi / menjaga keberlangsungan Industri Hulu Migas dan multiplier effect nya. Perlu adanya political will dari semua pihak. Ada atau tidak ada dalam proglegnas, karena amanat revisi UU Migas adalah merupakan keputusan Mahkamah Konstitusi, maka setiap saat jika ada political will, maka revisi UU Migas bisa dibahas Pemerintah dan DPR”, tegas Mamit.
Baca Juga: SKK Migas dan Polda Jawa Barat Tandatangi Perjanjian Kerja Sama Teknis Pengamanan Aset Hulu Migas
Sementara itu, pada acara yang sama, Senior Manager Corp. Sustainability and Risk Management Medco Energi Firman Dharmawan menyampaikan bahwa Medco sebagai perusahaan publik, tingkat pengharapan terhadap tata kelola lingkungan, termasuk SDG menjadi fokus, suka atau tidak suka harus dihadapi.
Perubahan iklim sudah terjadi ada resiko, harus dimitigasi karena bisnis harus terus berlanjut.
Kontribusi bisnis Medco saat ini 90% masih migas, sebagai bagian dari pengembangan kedepan Medco telah memiliki lini bisnis di sektor ketenagalistrikan dan pertambangan. Medco Power yang didirikan tahun 2004 menjadi ujung tombak di era energi transisi.
Firman menambahkan, sebagai bagian peta jalan dan kerangka keberlanjutan, Medco telah memulainya sejak tahun 2017 dan di tahun 2022 telah melakukan pengkinian penilaian materialitas dan penilaian hak asasi manusia yang mencakup pengkinian prioritas topik-topik ESG, peta jalan keberlanjutan 5 tahun mendatang dan peta jalan emisi net zero.
“Meskipun saat ini isu mengenai EBT telah menjadi perbincangan yang luas dan perhatian para pengambil kebijakan, namun kenyataannya energi fosil dari minyak dan gas tetap dibutuhkan. Namun, persyaratan kerjasama dengan investor semakin ketat karena harus memiliki program dan pelaporan keberlanjutan lingkungan. Medco Energi telah menyiapkannya sehingga sektor bisnis migas terus berkembang hingga sekarang”, kata Firman.
Baca Juga: Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Raih Penghargaan Dharma Karya ESDM Muda tahun 2022
Medco Energi terus meningkatkan kualitas dari pengungkapan dengan meningkatkan jumlah indikator global reporting initiative (GRI) dari tahun ke tahun. Jika di tahun 2017 jumlah indikator GRI sebanyak 31 indikator, kemudian setiap tahun jumlah indikator meningkat, dan di tahun 2022 indikator GRI mencapai 86 indikator.
Baca berita update lainnya darti Sonora.id dari Google News