Sonora.ID - Bandung, Kota yang dijuluki Kota Kembang atau Parisnya Jawa (Paris Van Java) menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa. Tanggal 25 September 2022 kemarin, Kota Bandung genap Berusia 212 Tahun.
Beragam sejarah terukir didalamnya, semua masih tersimpan rapi dan menjadi warisan pembelajaran berarti bagi generasi penerus.
Menyambangi Kota Bandung, tentu kurang lengkap kiranya jika tak berkunjung ke kawasan Asia Afrika dan Jalan Braga.
Jalan ini menjadi sangat populer dikawasan Kota Bandung, sebab wilayahnya yang sangat akrab dengan sejarah penjajahan.
Namun tahukah anda? Pemilihan nama-nama jalan lain di Kota Bandung pun tak lepas dari peristiwa sejarah yang melatar belakanginya, seperti:
Baca Juga: Kemensos Dukung Penyusunan RUU Kesejahteraan Lanjut Usia
Sekilas Sejarah Jalan Majapahit
Nama jalan ini diresmikan 4 tahun lalu, menjadi Jalan Majapahit. Jalan ini menjadi sejarah yang melekat dengan Suku Sunda dan Jawa dalam merebutkan sebuah kekuasan yang berada di Tanah Sunda.
Untuk diketahui, jalan Majapahit berawal terusan dari Jalan Diponegoro ke Jalan Surapati. Sepanjang jalan Majapahit ini terdapat lapangan Gasibu.
Sekilas Jalan Siliwangi
Ternyata dibalik nama Jalan Siliwangi juga masih ada hubungannya dengan cerita Jalan Majapahit.
Jalan Siliwangi diambil dari nama Raja Prabu Siliwangi yang memiliki pengaruh besar bagi masyarakat Sunda, dan menjadikannya negeri makmur sentosa.
Sebelumnya, Jalan Siliwangi d.beri nama Jalan Dr. De Greerweg.
Penggantian nama ini bertujuan untuk mengingat jasa Prabu Siliwangi. Jalan Siliwangi juga menjadi penghubung antara wilayah Barat dan Timur Kota Bandung.
Tahukah anda? Nama Siliwangi diambil dari dua kata “silih” dan “wewangi”, silih artinya pengganti dan wewangi artinya harum atau wangi.
Sekilas Jalan R.A.A. Wiranatakusumah
Baca Juga: Tahun Depan Pemkot Bandung Akan Aktifkan Lagi Sungai Cisaranten Lama untuk Atasi Banjir Gedebage
Jalan R.A.A Wiranatakusumah atau saat ini lebih dikenal dengan Jalan Cipaganti, yang memiliki arti Pengganti.
Dikatakan “Pengganti” sebab merupakan wilayah pengganti pusat pemerintahan yang semula berlokasi di daerah Dayeuh Kolot, kemudian dipindahkan ke Wilayah Bandung Utara yang disebut Cipaganti.
Di jalan Cipaganti juga terdapat masjid tertua, yaitu Masjid Besar Cipaganti. Bangunannya berarsitektur Belanda - Jawa yang diciptakan oleh Wolff Schoemaker.
Jalan Cipaganti menyajikan suasana sejuk, karena banyak pohon-pohon rimbun di sampingnya. Tahun 2019 silam, jalur Jalan Cipaganti menjadi satu jalur, dari arah Setiabudhi menuju kawasan jalan Wastukencana untuk mengurai kemacetan.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.