Menurutnya WJIS 2022 juga merupakan salah satu bentuk solusi terhadap potensi krisis pangan dan krisis energi yang saat ini terjadi.
"Walau demikian, animo para investor baik luar maupun dalam negeri terhadap Jabar masih tinggi," kata Ridwan Kamil.
“Fokusnya ke ekonomi yang membawa lapangan pekerjaan, meningkatkan daya beli dan menguatkan apa yang ada di Jawa Barat yaitu tanah-tanah yang subur, kemudian kekuatan energi terbarukan dari matahari, dari energi panas bumi dari angin dari air dan lain sebagainya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat, Herawanto, mengatakan, bahwa fokus dorongan investasi pada WJIS 2022 yakni food security dan renewable energy, yang merupakan langkah Jabar dalam menjawab tantangan global yang berdampak pada peningkatan harga pangan dan energi.
Sebelumnya, telah diselenggarakan pula Road to WJIS, Bank Indonesia Jawa Barat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menggelar West Java Infrastructure Forum (WJIF) yang menjadi langkah Jabar guna memperkuat iklim investasi di Jabar melalui integrasi infrastruktur logistik yang semakin efektif dan efisien guna meningkatkan daya saing.
Baca Juga: DPMPTSP Jabar Menargetkan 1500 Investor Baru dalam WJIS 2021
"Investasi pada food security, merupakan langkah kami dari Bank Indonesia Jawa Barat guna semakin memperluas implementasi Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (Pangsi)," ucap Herawanto.
Berbagai kelompok masyarakat inklusif yang telah tergabung dalam ekosistem pangsi, akan semakin diperkuat melalui berbagai investasi pada sektor ketahanan pangan, sehingga akan semakin mendorong efektifitas dan efisiensi proses bisnis komoditas pangan dan produk olahan yang berdaya saing.
“Pada akhirnya, langkah tersebut akan turut menjaga keberlanjutan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi tekanan inflasi, baik dalam jangka pendek maupun secara struktural," papar Herawanto.
"Guna semakin melengkapi peran WJIS dalam mendorong ketahanan pangan melalui sisi demand, kepada para petani teh dengan mendorong kembali budaya ngeteh Nusantara, ini juga diselenggarakan pararel session bertajuk Java Tea Experience (JTE) 2022," ungkap Herawanto.
Herawanto juga menambahkan, gelaran JTE 2022 tersebut sangat penting, mengingat teh juga merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memiliki peran penting pada perekonomian Indonesia.
JTE akan menghadirkan cerita dan rasa dari teh yang berasal dari berbagai penjuru Pulau Jawa, seiring Jawa yang memiliki peran penting sebagai pulau penghasil teh terbesar di Indonesia dengan pangsa produksi 82,5 persen, di mana Jawa Barat merupakan provinsi produsen terbesar teh dengan pangsa 69,15 persen dari teh nasional.
Berlokasi di Trans Convention Centre Bandung, JTE akan menghadirkan 28 pelaku usaha teh dari hulu hingga hilir, meliputi pelaku perkebunan teh, industri pengolahan teh serta artisan tea unggulan di Pulau Jawa, sejalan dengan tagline “The Great Taste of Java Tea”.
“Ke depan, sinergi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Indonesia Jawa Barat serta stakeholders terkait dalam upaya mendorong realisasi investasi di Jawa Barat, terutama dalam mendorong ketahanan pangan dan energi baru terbarukan akan terus semakin diperkuat, guna menjaga keberlanjutan momentum pemulihan ekonomi sekaligus mengantisipasi tekanan inflasi,” pungkasnya.