Tokoh Agama Harus Terlibat Dalam Upaya Penurunan Stunting di Indonesia

6 Oktober 2022 14:30 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberi sambutan dalam Halaqah Nasional Pelibtatan Penyuluh Agama Da'i dan Da'iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberi sambutan dalam Halaqah Nasional Pelibtatan Penyuluh Agama Da'i dan Da'iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting ( Dok Sonora.id)

Makassar, Sonora.ID - Pemerintah mendorong keterlibatan tokoh agama sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya menurunkan angka stunting di tanah air.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dalam sambutannya pada Halaqah Nasional ‘Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting’ di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (6/10/2022) yang juga disiapkan melalui kanal youtube.

Menurut Wapres Ma'ruf, peran tokoh agama sangat krusial karena dianggap sebagai salah satu sumber pengetahuan selain penyampai nilai-nilai dan pesan keagamaan.

"Pimpinan organisasi masyarakat Islam, penyuluh agama, dai, dan da’iyah sangat strategis sebagai sumber ilmu, pendidik, penggerak, dan teladan bagi umat,” kata Ma'ruf Amin.

Wapres Ma’ruf menyebut, angka prevalensi stunting di Indonesia masih terbilang tinggi. Hasil Studi Status Gizi Indonesia 2021 mencatat sekitar 1 dari 4 balita Indonesia mengalami stunting.

Baca Juga: Sonora Peduli Stunting Sasar Puskemas Miroto & Kelurahan Sekayu Semarang

“Stunting berpotensi mendatangkan impak berlipat, karena mengganggu perkembangan otak anak, hingga mengancam raihan produktivitasnya ketika dewasa kelak,”ucapnya.

Artinya, kata Wapres, stunting bukan sekadar isu kesehatan, melainkan masalah kemanusiaan, bahkan dapat menghambat perekonomian dan masa depan pembangunan negara.

Pemerintah secara agresif telah mengambil langkah penanganan stunting.

Karenanya, dibutuhkan kerja cepat, kerja cerdas, dan yang terpenting, kerja kolaborasi semua pihak, termasuk partisipasi aktif penyuluh agama, da’i, dan da’iyah.

Wapres Ma’ruf mengungkapkan berdasarkan sebuah survei global terhadap 148 negara pada 2021, Indonesia menempati peringkat ke-7 paling religius di dunia.

“Karakteristik masyarakat Indonesia ini menawarkan peluang yang harus kita tangkap, yaitu edukasi melalui pendekatan keagamaan. Apalagi sekitar 87% penduduk Indonesia adalah umat muslim,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menuturkan, sebuah negara dikatakan maju jika masyarakatnya panjang umur, sehat dan produktif.

Maka telah menjadi cita-cita dan target bersama untuk mewujudkan generasi unggul sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden agar Indonesia bisa terbebas dari stunting di tahun 2024 menuju angka 14 persen.

"Kita tahu, sekarang angka stunting masih 24,4 persen. WHO memberikan standar maksimal 20 persen. Sisa waktu 2 setengah tahun, kami melakukan berbagai macam kegiatan untuk mengejar target,"beber Hasto.

Baca Juga: Tak Seindah Alam Laut, Penduduk Bunaken Berjuang Melawan Ancaman Stunting

Kondisi tersebut, kata dia, menjadi tantangan karena Indonesia memiliki bonus demografi yang batasnya hanya sampai tahun 2030 - 2040. Setelah itu akan menghadapi aging population. "Jika tidak dimanfaatkan dengan penyiapan generasi unggul, maka Indonesia akan gagal mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan," tegasnya.

Sementara itu, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, kegiatan ini merupakan variabel yang tidak bisa dipisahkan dari persiapan masa depan calon pemimpin negeri. Menurut Yaqut, kegiatan tersebut sejalan dengan program kerja Kementerian Agama.

Olehnya itu, pihaknya akan mendukung penuh BKKBN dengan cara memperkuat peran penyuluh agama di tengah masyarakat bersama para da'i dan da'iyah. Selain itu, petugas KUA juga diberi penguatan terkait penurunan stunting kepada calon pengantin.

"Karena kami yakin bahwa penurunan angka stunting diperlukan bagi kelangsungan bangsa dan negara di masa akan datang. Agama memerintahkan agar tidak mewariskan generasi yang lemah. Sebaliknya, kita harus menyiapkan generasi unggul," tandasnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm