Wonogiri-Sonora.ID Senin (3/10/2022) Ratusan anggota Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) Wonogiri mendatangi SMK Negeri 2 Wonogiri untuk melakukan aksi damai yang dipicu rasa sakit hati.
Kini video aksi damai tersebut juga beredar di media sosial dan mendapat perhatian warga.
Riyanto, Ketua PSHW Wonogiri, mengatakan kedatangan anggotanya tersebut lantaran tersinggung dengan ucapan sejumlah siswa di SMKN 2 Wonogiri yang dinilai menjelekkan nama organisasi Winongo.
"Jadi mereka (anggota PSHW) memprotes keras atas tindakan itu dengan cara aksi damai di depan sekolah itu," jelasnya, Rabu (5/10/2022).
Dirinya juga mengatakan aksi provokasi menjelekkan nama organisasi Winongo tersebut dilakukan di halaman sekolah beberapa hari sebelumnya.
Baca Juga: Berkomitmen Kuat, Wonogiri Raih Terbaik 3 Nasional Penghargaan Pembangunan Daerah
Sementara, aksi damai tersebut awalnya akan dihadiri sebanyak 5.000 anggota Winongo.Namun akhirnya disepakati sekitar 500 orang saja yang hadir, demi menghindari gejolak massa yang lebih tinggi.
"Selama dua hari saya koordinasi dengan Ketua Ranting agar tidak memberangkatkan anggotanya," jelasnya.
Tak hanya itu, Riyanto menjelaskan jika kedua belah pihak kini sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan jalan damai.
"Kita sepakat damai, dari pihak sekolah sudah meminta maaf. Kami juga menerima dengan lapang dada selama itu ada niat baik dari seseorang, kenapa tidak menyambut dengan baik juga," kata Riyanto.
Selain itu, Riyanto memberi himabuan kepada seluruh pihak agar selalu berhati-hati dalam berucap dan meminta kejadian ini dijadikan pelajaran, jangan sampai ucapan sampai melukai pihak-pihak lain.
Baca Juga: Penari di Wonogiri Meninggal Dunia saat Tampil di Pesta Pernikahan
Riyanto juga mengimbau terkhusus untuk warga Winongo, agar tidak membawa atribut perguruan di instansi lain, misalnya di tempat kerja maupun sekolah.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 2 Wonogiri, Suyono mengamini kejadian yang menimpa siswanya, dan memastikan jika permasalahan antara siswanya dan PSHW sudah diselesaikan secara damai.
"Sudah tidak ada masalah, untuk siswa kami berikan sanksi edukatif. Dari Winongo juga tidak ingin menghambat masa depan siswa, sehingga sanksi diserahkan ke sekolah. Ini tentunya menjadi pelajaran bagi anak-anak yang lain,"ujar Suyono.