Sonora.ID - Tahun 2022 sudah mendekati ujungnya. Pada tahun ini, banyak sekali film karya anak bangsa yang rilis di bioskop, baik film box office yang menembus jutaan penonton maupun film indie yang bergerak secara bawah tanah.
Berbagai macam apresiasi dilakukan untuk perfilman Indonesia, salah satunya dengan penghargaan.
Jika bicara tentang penghargaan, maka penghargaan dalam dunia film Indonesia yang paling prestisius adalah Festival Film Indonesia.
Festival Film Indonesia (FFI) atau Piala Citra adalah penghargaan yang berfokus pada dunia perfilman Indonesia.
Kategori dari penghargaan di Festival Film Indonesia sangatlah beragam, baik dari segi pemeran, scoring musik, penulisan naskah, penyutradaraan, film terbaik, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Festival Film Indonesia 2022 Bertema Perempuan, Sejumlah Aktris Didapuk Jadi Duta FFI 2022
Festival Film Indonesia digelar secara tahunan, dan sudah menjadi penghargaan rutin mulai dari tahun 1955.
Adanya Festival Film Indonesia sebagai penghargaan dalam dunia perfilman Indonesia tidak jarang dijadikan sebagai milestone bagi insan perfilman Indonesia.
Hal ini tidak mengherankan karena Festival Film Indonesia merupakan penghargaan tertua sekaligus paling prestisius di Indonesia.
Terlepas dari semua itu, Festival Film Indonesia menuai banyak sekali kritik karena dinilai memiliki sistem kurasi yang berbeda dan cenderung dianggap aneh bagi beberapa pihak.
Banyak orang menilai bahwa Festival Film Indonesia tahun 2022 ini sangat kontroversial dari sistem kurasi yang sangat berbeda dari Festival Film Indonesia edisi-edisi sebelumnya.
Pada awalnya Festival Film Indonesia memiliki sistem sistem kurasi per nominasi, namun pada Festival Film Indonesia tahun 2022 ini bukan per nominasi yang dijadikan kurasi. Melainkan kurasi dilakukan berdasarkan film.
Pada awalnya film akan dikurasi menjadi 30 film, lalu berikutnya akan dipersempit lagi menjadi 20 film. Lalu film yang lolos kurasi ini akan dikurasi lagi menjadi 17 film. Kurasi film ini dilakukan oleh 15 asosiasi film.
Kritikan ini juga disampaikan oleh salah satu akun tiktok dengan username Reza Mardian. Dalam videonya ia juga membingungkan tentang sistem kurasi yang berbeda dari Oscar.
Jika dalam Oscar, sistem kurasi nominasi dilakukan oleh seorang expert dan tidak memandang kualitas dari film tersebut.
Baca Juga: Ini Dia! Daftar Lengkap Nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2020
Ia juga memberikan contoh misalkan seorang expert di Oscar dalam segi best song dan scoring yaitu seorang composer menilai film A bagus dari segi scoring musik, terlepas dari mungkin film itu jelek.
Hal ini merupakan hal yang baru dam pertama kalinya FFI melakukan kurasi film dengan cara seperti ini, dan jelas hal ini menuai banyak sekali pro dan kontra dari publik.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.